Cari Solusi lewat Baznas

- Minggu, 1 November 2020 | 20:39 WIB
BENTUK KEPEDULIAN: Agus Tantomo (dua kiri) saat mengunjungi rumah Ramlah, janda dengan banyak anak yang hidup memprihatinkan.
BENTUK KEPEDULIAN: Agus Tantomo (dua kiri) saat mengunjungi rumah Ramlah, janda dengan banyak anak yang hidup memprihatinkan.

GUNUNG TABUR – Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, Wakil Bupati Agus Tantomo yang saat ini masih menjalani cuti di luar tanggungan negara, mendatangi kediaman Ramlah. Janda 11 anak yang tinggal menumpang di salah satu gubuk warga di Paribau, Gunung Tabur.

Agus mengaku sangat prihatin melihat kondisi Ramlah, apalagi banyak anaknya yang masih berusia di bawah 17 tahun.

“Sangat prihatin dengan keadaan ibu itu (Ramlah, red) karena dia mampu menghidupkan anaknya dengan seorang diri tanpa sang suami,” katanya di sela kunjungannya, Sabtu (31/10).

Dirinya pun mencoba mencari solusi untuk membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ramlah dan anak-anaknya, di antaranya melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Berau.

“Keluarga ini sangat layak dibantu, saat saya melapor ke Baznas mereka akan menurunkan anggotanya untuk melihat ke sini, mudah-mudahan keluarga Ramlah bisa dibantu kehidupannya setiap bulan,” katanya.

Agus juga turut berterima kasih kepada masyarakat yang selama ini sudah bersedia membantu memenuhi kebutuhan Ramlah dan anak-anaknya, termasuk halnya dengan memberi tempat mereka untuk tinggal secara gratis.

“Ternyata masih banyak masyarakat yang peduli sesama. Meski tempat tinggalnya saat ini memang tidak layak, setidaknya bisa menjadi tempat mereka sekeluarga bernaung,” jelasnya.

Untuk diketahui, Ramlah sudah menjalani peran ganda untuk anak-anaknya sejak 2018 lalu. Di mana suaminya meninggal karena penyakit diabetes yang menggerogoti tubuhnya.

Sebenarnya wanita 47 tahun itu, saat suaminya masih hidup, dia dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah di Paribau dengan kondisi yang masih lumayan. Namun saat itu, tanahnya juga masih disewa, bukan milik sendiri.

Namun setelah ditinggal suaminya, ia tidak boleh lagi tinggal di tanah yang disewa itu. Beruntung, ada pemilik kandang ayam yang mau meminjami pondok sederhana yang kini menjadi tempatnya bernaung bersama 10 anaknya. Rumah kayu itu hanya memiliki dua kamar, yang dipakai tidur bersama.

“Satu anak saya perempuan sudah berkeluarga, ikut suaminya,” ujar Ramlah. Sementara 10 anaknya yang lain laki-laki, dan kini tinggal bersamanya dengan hidup apa adanya. Dari 10 anak itu, 6 di antaranya masih bersekolah. Sementara yang paling kecil baru berusia 3 tahun.

Untuk bisa menyambung hidup, anak-anaknya terkadang bekerja di kebun dengan hasil seadanya. “Kalau anak-anak membantu di kebun orang, kadang dikasih upah,” katanya. Hasil itu pula yang akan dibelikan bahan makanan. Beruntung jika ada mereka yang dermawan, saat itulah Ramlah mengaku bisa memasak cukup lumayan.

“Kalau nggak ada ya memetik daun singkong di kebun orang. Tapi sudah izin sama yang punya,” katanya.

Jika pun mendapat bantuan beras atau telur, maka dua butir telur akan dicampur tepung dan dikasih bumbu penyedap. Dua butir telur itulah dipakai lauk untuk makan dua kali dalam satu hari. “Ya cukup saja,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB

Panitia Seleksi Penerimaan Polri Disumpah

Senin, 22 April 2024 | 10:45 WIB

Infrastruktur Prioritas di Sambera Baru

Senin, 22 April 2024 | 08:41 WIB
X