Bantuan untuk Ramlah Mulai Berdatangan

- Selasa, 3 November 2020 | 19:52 WIB
ULURAN TANGAN: Salah satu masyarakat saat berkunjung di kediaman Ramlah untuk memberikan bantuan.
ULURAN TANGAN: Salah satu masyarakat saat berkunjung di kediaman Ramlah untuk memberikan bantuan.

TANJUNG REDEB – Uluran tangan masyarakat terhadap Ramlah, ibu 11 anak yang menghidupi anaknya seorang diri mulai berdatangan. 

Ana Mulyana, salah satu warga yang tinggal di Jalan HARM Ayoeb, mengaku tergugah untuk membantu Ramlah, usai melihat pemberitaan beberapa hari terakhir. Ia bersama teman-temannya pun berinisiatif mengumpulkan bantuan berupa uang untuk bisa membantu Ramlah. 

“Ini inisiatif kami (Ana dan temannya, red) untuk meringankan beban ibu Ramlah, karena kami lihat seperti ini yang memang layak dibantu,” katanya.

Selain bantuan uang, ia dan teman-temannya juga turut memberikan perlengkapan sekolah bagi para anak Ramlah. 

Dirinya juga berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau bisa turun tangan untuk memberikan bantuan. Sebab, ia melihat Ramlah merupakan satu di antara warga Berau yang pantas menerima bantuan pemerintah.

“Saat saya mengunjungi rumah ibu Ramlah, tidak terasa air mata saya menetes karena sangat prihatin,” terangnya.

“Saya salut dengan ibu Ramlah, meski keterbatasan ekonomi, dirinya masih bisa menyekolahkan anak-anaknya. Dan untuk ke sekolah, anaknya pun harus berjalan kaki lumayan jauh,” sambungnya.

Di sisi lain, wanita berhijab ini bersyukur karena selain dirinya, banyak warga lain yang turut membantu Ramlah. “Ternyata sudah ada masyarakat yang datang untuk membantu, dan semoga ini akan terus berkelanjutan,” harapnya.

Untuk diketahui, Ramlah sudah menjalani peran ganda untuk anak-anaknya sejak 2018 lalu. Di mana suaminya meninggal karena penyakit diabetes yang menggerogoti tubuhnya.

Sebenarnya wanita 47 tahun itu, saat suaminya masih hidup, dia dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah di Paribau dengan kondisi yang masih lumayan. Namun saat itu, tanahnya juga masih disewa, bukan milik sendiri. 

Namun setelah ditinggal suaminya, ia tidak boleh lagi tinggal di tanah yang disewa itu. Beruntung, ada pemilik kandang ayam yang mau meminjami pondok sederhana yang kini menjadi tempatnya bernaung bersama 10 anaknya. Rumah kayu itu hanya memiliki dua kamar, yang dipakai tidur bersama. “Satu anak saya perempuan sudah berkeluarga, ikut suaminya,” ujar Ramlah.

 Sementara 10 anaknya yang lain laki-laki, dan kini tinggal bersamanya dengan hidup apa adanya. Dari 10 anak itu, 6 di antaranya masih bersekolah. Sementara yang paling kecil baru berusia 3 tahun. 

Untuk bisa menyambung hidup, anak-anaknya terkadang bekerja di kebun dengan hasil seadanya. “Kalau anak-anak membantu di kebun orang, kadang dikasih upah,” katanya. (*/aky/arp) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB

Rp 11 M untuk Perbaikan Jalan Sungai Buntu

Selasa, 16 April 2024 | 17:15 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

Di Kutai Barat, Pertalite Lebih Mahal dari Pertamax

Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB

BKPSDM Balikpapan Pantau Hari Pertama Kerja

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB

Tim Respons Brimob Padamkan Karhutla

Selasa, 16 April 2024 | 12:15 WIB

Tabrak Truk, Pengemudi Motor di Bontang Meninggal

Selasa, 16 April 2024 | 09:04 WIB
X