TANJUNG REDEB – Sejak pandemi Covid-19 melanda Kabupaten Berau, sampah masker sekali pakai cukup banyak ditemukan di Tempat Pembungan Akhir (TPA) maupun tempat pembuangan sementara.
Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, mengatakan secara positif menandakan kesadaran masyarakat untuk mencegah risiko penularan virus corona semakin meningkat. “Saat ini penggunaan masker oleh masyarakat semakin tinggi. Hal ini terkait kewaspadaan terhadap penularan Covid-19,” ujarnya, (8/11).
Dijelaskannya, penggunaan masker di lingkungan masyarakat tidak dikategorikan sebagai limbah medis yang diperlakukan seperti limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan. Sebab masker tersebut tidak digunakan dalam pelayanan kesehatan atau pasien di fasilitas kesehatan. Karena itu, pengelolaan limbah masker yang digunakan masyarakat sama dengan pengelolaan limbah domestik sesuai UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
“Bakteri yang tertempel pada masker bekas tidak bisa bertahan lama. Tapi mengandung banyak kuman dan virus. Jadi tidak boleh menggunakan masker yang sudah digunakan oleh orang lain,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, sampah masker bekas yang ditemukan sebaiknya dibuang pada tempatnya. Ia juga mengingatkan kepada masyarakat sehabis menggunakan masker dan akan dibuang, sebaiknya dirobek. Hal ini agar tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Saya rasa di Berau tidak mungkin ada masker daur ulang. Kecil kemungkinannya jika ada,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Anwar, menuturkan cukup banyak ditemukan masker sekali pakai, baik di TPA ataupun saat petugas menyapu jalanan. Karena itu, untuk melindungi petugas kebersihan, mereka dilengkapi alat pelindung diri (APD), baik saat mengangkut sampah ataupun menyapu jalan. Pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 30 juta untuk pengadaan APD yang diserahkan kepada petugas lapangan.
“Petugas yang melakukan pembersihan tidak mengetahui sumber masker tersebut. Apakah dari orang yang terpapar atau tidak. Jadi APD wajib. Kami juga sudah berikan kepada setiap petugas. Baik masker maupun sarung tangan,” ungkapnya.
Selama delapan bulan pandemi di Berau, Anwar mengatakan, tidak ada satupun petugas kebersihan yang terpapar. “Alhamdulillah semua aman. Semoga tidak ada petugas kami yang terpapar,” pungkasnya. (hmd/har)