Waspadalah..!! Kabupaten Berau Masuk Zona Merah Covid-19

- Selasa, 17 November 2020 | 20:17 WIB
Grafis
Grafis

TANJUNG REDEB – Sempat melandai dalam beberapa pekan terakhir, kasus terkonfirmasi Covid-19 kembali meningkat. Bahkan Berau sudah berstatus zona merah penyebaran Covid-19 di wilayah Kaltim. Diakui Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi, kasus terkonfirmasi positif kembali bertambah 31 pasien kemarin (16/11). “Saat ini (Berau) sudah di zona merah untuk wilayah Kaltim,” katanya saat merilis tambahan kasus terkonfirmasi.

Dengan tambahan kasus tersebut, maka jumlah pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai sudah mencapai 68 orang. “Kalau untuk skala nasional, status Berau belum update. Minggu depan baru update,” terangnya. 

Dirincikan Iswahyudi, 31 pasien yang baru terkonfirmasi positif tersebut, satu orang dengan kode pasien Berau 406, warga Tanjung Redeb yang merupakan pelaku perjalanan dari Tarakan, dinyatakan meninggal dunia kemarin. Pasien tersebut baru terkonfirmasi dan menjalani perawatan di RSUD dr Abdul Rivai pada Minggu (15/11) lalu. “Baru masuk Minggu dan meninggal tadi pagi (kemarin, red) sekitar pukul 07.10 Wita,” ujar Iswahyudi.

Sementara itu, 30 pasien lain yang baru terkonfirmasi, yakni Berau 407 hingga Berau 436, merupakan klaster Sapta Indra Sejati (SIS) Binungan Mining Operation (BMO). Semuanya merupakan hasil tracing dari pasien dengan kode Berau 379.

Disebutnya, sebanyak 158 orang karyawan SIS BMO, sudah menjalani isolasi mandiri dan uji swab PCR, dengan hasil sebanyak 53 karyawan dinyatakan terkonfirmasi. “Untuk karyawan SIS BMO sudah selesai tracing. Tinggal yang kontak erat dari karyawan yang tinggal di luar mes,” bebernya.

Ia mengakui, terdapat karyawan SIS BMO yang tinggal di luar mes dengan hasil terkonfirmasi. Hal inilah yang masih akan dilakukan tracing oleh pihaknya. “Tapi tidak banyak (karyawan yang tinggal di luar mes, red), di bawah 10 orang,” katanya.

Walau demikian, Iswahyudi tetap menyebut kemungkinan bertambahnya kasus untuk klaster SIS BMO, tetap bisa terjadi dari hasil tracing karyawan yang tinggal di luar mes. “Makanya diperlebar hingga ke pihak keluarga karyawan yang sudah dinyatakan terkonfirmasi,” terangnya.

Iswahyudi mengatakan, kondisi kesehatan 53 karyawan SIS BMO yang terkonfirmasi juga bervariasi. Namun hanya dengan gejala sedang dan ringan. “Belum ada yang gejala berat,” katanya.

Walau sudah menjadi klaster, Iswahyudi mengaku pihaknya belum mengetahui penyebab Berau 379 terkonfirmasi. Sebab karyawan SIS BMO yang pertama terkonfirmasi positif tersebut, bukanlah pelaku perjalanan dari luar daerah. Hanya sempat meninggalkan mes saat pergi memancing. “Makanya, kami masih mencari benang merahnya awal mula kasus ini terjadi,” ujar Iswahyudi.

Terpisah, Project Manager SIS BMO, Salihi Lameru, memastikan setelah ada karyawan yang terkonfirmasi positif, pihaknya langsung melakukan tracing kepada karyawan yang pernah kontak erat, serta langsung melakukan uji swab PCR. “Yang pertama itu keluar hasilnya (terkonfirmasi) untuk 15 orang, kemudian tambah lagi satu orang, dan yang hari ini (kemarin, red) sebanyak 30 orang,” akunya.

Dijelaskannya, PT SIS yang merupakan salah satu anak perusahaan Adaro Group, selalu berkomitmen untuk mengedepankan kesehatan seluruh karyawan. SIS senantiasa menjalankan kegiatan operasinya sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, seperti pemeriksaan suhu tubuh, pengaturan waktu kerja, physical distancing, penggunaan masker, serta penyediaan fasilitas cuci tangan di seluruh area kerja agar karyawan dapat bekerja secara optimal. Pihaknya juga senantiasa berkoordinasi dengan jajaran Dinas Kesehatan dan Satgas Covid-19, dalam penerapan protokol kesehatan yang dijalankan gugus tugas Covid-19 SIS.

“Kami turut prihatin atas kejadian ini. Saat ini karyawan tersebut langsung menjalani isolasi di mes karantina dengan pengawasan dokter perusahaan,” katanya.

Pihaknya juga telah melakukan mitigasi sesuai dengan protokol pencegahan dan penanggulangan pandemi Covid-19, antara lain dengan terus melakukan tracing lanjutan bagi karyawan SIS BMO dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah operasional perusahaan seefektif mungkin.

Salihi menekankan, kasus klaster SIS BMO, bukan disebabkan pelaku perjalanan. Karena karyawan yang pertama terkonfirmasi juga belum diketahui asal penularannya. Sebab karyawan tersebut hanya sempat meninggalkan mes untuk pergi memancing. “Aturan dari perusahaan memang langsung melakukan tracing dan isolasi. Ini sebagai upaya pencegahan penularan semakin masif,” jelasnya. Dengan tambahan kasus tersebut, maka kasus terkonfirmasi di Berau sudah mencapai 436 kasus, dengan 363 pasien sudah dinyatakan sembuh dan 5 orang meninggal dunia. (hmd/udi)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X