TELUK BAYUR – Masih maraknya ‘pasar liar’ di wilayah perkotaan membuat Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Sanggam Adji Dilyas (SAD), Salehuddin kecewa. Pasalnya, akibat pasar liar tersebut, Pasar SAD masih cukup sepi dari pengunjung.
Dikatakannya, dengan kondisi di tengah masyarakat yang masih pandemi Covid-19, keberadaan pasar liar semakin memperparah turunnya kunjungan masyarakat ke pasar induk ini.
Apalagi masyarakat saat ini disebutnya lebih cenderung berada di rumah. Sehingga, ketika ada yang berjualan di sekitar kediamannya, ia akan lebih memilih berbelanja di tempat tersebut.
“Untuk apa diadakan pasar, jika para pedagang bisa berjualan di sekitar rumahnya. Tinggal menyediakan bahan makanan seperti yang berada di pasar saja,” katanya.
Ia sebenarnya tidak mempermasalahkan apabila ada pedagang keliling yang berjualan. Namun yang ia sesalkan ada masyarakat yang secara berkelompok membangun ‘pasar’ di sekitar rumahnya dan berjualan ayam, daging, ikan hingga sayur-sayuran.
Menurutnya, hal itu telah melang gar banyak peraturan daerah. Namun, pemerintah daerah dalam hal ini instansi yang memiliki kewenangan, disebutnya tidak pernah menggubris hal tersebut. Padahal, dirinya telah melayangkan surat protes terkait pedagang liar dan sampai saat ini belum ditangani dengan baik.
“Sayang anggaran besar yang dikeluarkan untuk bangun pasar ini, apalagi Pasar SAD pernah memenangkan juara 1 lomba nasional pasar terbaik di Indonesia,” ungkapnya.
Karena itu, Salehuddin berharap agar pasar liar yang ada di wilayah perkotaan segera ditindak. Supaya pengunjung di Pasar SAD semakin meningkat. “Jangan sampai pedagang liar bertambah banyak baru ditindak lanjuti,” pungkasnya. (*/adf/arp)
