TANJUNG REDEB - Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, hingga kini belum mengetahui sumber penularan pasien dengan kode Berau 468, yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 pada 25 November lalu.
Kepala Dinkes Berau, Iswahyudi mengatakan, sejauh ini pihaknya masih terus menelusuri sumber penularan dan ke mana saja Berau 468 sebelum dinyatakan terkonfirmasi. Awalnya, Berau 468 mengeluhkan sesak di bagian dada, kemudian melakukan pemeriksaan dan swab. Hasilnya ternyata terkonfirmasi Covid-19. Padahal, lanjut Iswahyudi, Berau 468 tidak ada riwayat perjalanan keluar daerah. “Ini sama seperti kasus dari klaster SIS BMO. Tidak ada keluar daerah, tapi ada karyawan yang terkonfirmasi,” jelas Iswahyudi, kemarin (27/11).
Iswahyudi menduga ada pelaku perjalanan dengan status orang tanpa gejala (OTG) yang bebas berkeliaran hingga menyebabkan warga terpapar. “Ini yang masih kami telusuri. Dari pasien Berau 468, ada empat kasus kontak erat. Yakni pasien dengan kode Berau 472, Berau 473, Berau 474 dan Berau 475,” jelasnya. “Mirisnya, pasien Berau 475 masih berusia tiga tahun,” imbuhnya.
Iswahyudi menekankan pentingnya kesadaran masyarakat, terutama pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Terlebih saat ini Kabupaten Berau kembali masuk zona oranye. Namun menurut Iswahyudi, tidak menutup kemungkinan Berau kembali masuk zona merah jika hasil tracing terus bertambah.
“Masyarakat harus jujur, serta melakukan isolasi mandiri yang benar. Jangan sampai karena keegoisan membuat orang lain menjadi korban,” tegasnya. (hmd/har)