Kampanye di Gang dan Dapur Warga

- Sabtu, 28 November 2020 | 20:42 WIB
TETAP SEMANGAT: Meski kampanye dilaksanakan di gang sempit hingga di teras rumah warga, Agus Tantomo yang didampingi istrinya tetap semangat menggelar kampanye.
TETAP SEMANGAT: Meski kampanye dilaksanakan di gang sempit hingga di teras rumah warga, Agus Tantomo yang didampingi istrinya tetap semangat menggelar kampanye.

INILAH pesta demokrasi yang penuh dengan catatan menarik. Sebuah sejarah perjalanan memilih seorang pemimpin di daerah. Tak pernah terbayang sebelumnya, bahwa akan ada sebuah virus yang menghantui dan mengganggu aktivitas masyarakat. Begitupun aktivitas sebuah pesta demokrasi.

Sempat terbayang, bagaimana mendatangkan artis yang kontes di lapangan dengan jumlah penonton yang hadir ribuan orang. Artis penyanyi yang menjadi idola dan lagi tren di masa ini. Dan, itu menjadi salah satu ukuran, suksesnya sebuah kampanye akbar. Siapa yang mampu menghadirkan artis papan atas, akan dibanjiri jumlah pengunjung yang luar biasa.

Semua menjadi terbalik. Angan-angan peserta pasangan calon dan seluruh perangkat timnya, berubah total. Termasuk mengubah konsep kampanye. Kalau dulu siapa yang banyak menghadirkan massa, dialah yang hebat.  Sekarang, terbalik, siapa yang sedikit dialah yang mendapat acungan jempol.

Jumlahnya sekarang ditentukan. Hanya diperbolehkan sebanyak 50 hingga 100 orang. Jumlah yang ada di dalam tenda. Di luar tenda tak dibatasi, asalkan tetap menaati protokol kesehatan. Semua yang datang wajib pakai masker. Kursi yang ditempati sedikit berjauhan.

Karena itu, cara yang ditempuh oleh pasangan calon, dengan memperbanyak titik yang dijadikan lokasi kampanye. Bisa saja di teras rumah warga (yang penting dapat izin), di pinggir jalan, di lapangan maupun di gang yang sempit. Bahkan, di belakang dapur warga.

Walaupun begitu suasananya, calon wakil bupati Agus Tantomo bersama istri dan tim suksesnya, sangat menikmati suasana itu. Justru mereka merasakan lebih menyentuh akan semua pesan-pesan yang disampaikan. Program yang diutarakan, bisa langsung menyentuh kalbu.

Dengan memperbanyak titik kegiatan, toh bila dijumlah dengan kegiatan di lapangan seperti dulu, beda-beda tipis saja. Kalau di bawah tenda 50 orang dan disekitarnya ratusan orang, bila 10 titik atau lebih, akan ada jumlah ribuan warga yang mendengar di hari yang sama.

Barangkali, inilah salah satu hikmah yang tersembunyi di saat pandemi Covid-19 menerpa negeri ini dan negeri lainnya.  Dengan begitu, bisa bertemu dan menyaksikan nafas kehidupan warga yang sebenarnya.

“Kalau saya dan Bu Marawiah, sudah terbiasa keluar masuk gang, jadi tidak terlalu terkejut. Bahkan bisa menikmati dengan suasana keakraban itu,” kata Agus Tantomo. (*/adv/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X