Ubah Batok Kelapa menjadi Barang Bernilai

- Minggu, 29 November 2020 | 19:23 WIB
KERAJINAN TANGAN: Iswina dan Toya saat mengolah limbah batok kelapa menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
KERAJINAN TANGAN: Iswina dan Toya saat mengolah limbah batok kelapa menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.

MARATUA – Tak selamanya limbah menjadi barang yang tak berharga. Seperti halnya batok kelapa. Namun, ketika sudah di tangan Iswin dan Toyan, batok kelapa yang jarang dimanfaatkan itupun menjadi barang dengan nilai ekonomis.

Ya, kedua warga Kampung Payung-Payung, Kecamatan Maratua ini memiliki keahlian dalam hal kerajinan, khususnya pada batok kelapayang mereka buat menjadi mangkok untuk tempat makanan, sabun hingga sebagai hiasan lampu.

“Kami membuat kerajinan tangan ini kalau ikan lagi sulit dicari,” kata Toyan beberapa waktu lalu. Sehari-harinya, Toyan dan Iswin berprofesi sebagai nelayan sekaligus pembuat perahu.

Diungkapkan Toyan, ia dan Iswin pernah mendapat pelatihan membuat kerajinan batok kelapa yang digelar Bank Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Dari situlah keahliannya memanfaatkan batok kelapa berawal.

Dengan potensi batok kelapa di kampungnya yang sangat besar, disertai dorongan ingin mengembangkan kemampuannya. Toyan beserta rekannya Iswin akhirnya benar-benar mencoba memulai kerajinan tersebut.

“Mudah-mudahan ada kemajuan untuk kehidupan kami. Ketika tidak bisa melaut karena cuaca kurang bagus, kami bisa membuat kerajinan batok kelapa ini,” harapnya.

Karena masih ‘mencoba-coba’ dalam dunia kerajingan tangan ini. Iswin mengaku belum berani memasang target produksi kerajinan miliknya. “Yang penting kami buat dulu. Kalau nanti memang dilihat berhasil, baru kami akan fokus,” katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Maratua Peduli Lingkungan, Riko yang membantu menyalurkan hasil produksi perajin ini menyampaikan, hasil produksi batok kelapa ini akan dipasarkan ke Bandung, Jawa Barat. “Di sana sudah ada yang siap menampung,” ujarnya.

Untuk sementara, Riko mengaku belum memasang target khusus dalam produksi batok kelapa itu. “Yang penting berapa pun yang ada nanti kami salurkan. Mudah-mudahan bisa menambah penghasilan warga,” imbuh Riko

Terkait produksi olahan limbah dari batok kelapa tersebut, Kepala Kampung Payung-Payung, Darmadji mengungkapkan sangat senang warganya memiliki kreativitas dan yang jelas bisa lebih mandiri.

"Saya sebagai kepala kampung tentu mendukung usaha mereka (pengrajin, red) dan ini adalah peluang yang baik untuk menciptakan ekonomi kreatif di lingkungan kami," tutupnya. (*/aky/arp)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X