TANJUNG REDEB – Delirium disebut merupakan salah satu gejala baru pasien virus corona yang ditemukan saat ini. Terkait kabar itu, Kepala Dinas Kesehatan, Iswahyudi, mengaku belum menemukan pasien dengan gejala baru tersebut.
Hingga saat ini, kata dia, pasien yang terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Berau rata rata mengeluh tidak berfungsi indra penciuman dan perasanya. “Belum ada keluhan dari para pasien yang terkonfirmasi Covid-19 mengalami gejala Delirium. Laporan kami terima, gejala Covid-19 masih seperti biasa,” ujar Iswahyudi, Jumat (11/12).
Iswahyudi menjelaskan, Delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi. Delirium biasanya terjadi bersamaan dengan gejala Covid-19 lainnya, seperti hilang indra perasa dan penciuman, sakit kepala, batuk, dan sesak napas.
“Covid-19 juga mempengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan Delirium,” katanya.
Jika seseorang terserang Delirium, lanjut Iswahyudi, kerap mengantuk dan berbicara tidak menyambung. Hal ini kemungkinan dikarenakan kurangnya pasokan oksigen pada otak, peradangan jaringan otak akibat badai sitokin, dan fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk mengalir di dalam darah yang bisa menuju otak. “Kurang masuknya oksigen ke otak bisa mempengaruhi seseorang untuk melantur dalam berbicara, berhalusinasi,” bebernya.
Dikatakannya, ada beberapa ciri seseorang telah terpapar Delirium, yakni sulit fokus dan mudah teralihkan, suka melamun dan lambat bereaksi, daya ingat menurun, kesulitan berbicara, berhalusinasi, mudah tersinggung dan mood berubah mendadak, sering gelisah dan kebiasaan tidur yang berubah. “Ini bisa jadi gejala dini infeksi dari virus Covid-19, meskipun hingga kini belum ada laporan masuk kepada kami,” tutupnya. (hmd/har)