TANJUNG REDEB - Meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Berau salah satunya dipicu klaster keluarga. Menurut Dokter Spesialis Paru RSUD dr Abdul Rivai, dr Robert Naiborhu, klaster keluarga paling cepat tingkat penularannya. Hal ini dikarenakan berkumpulnya keluarga tanpa menjaga jarak dan kerap tidak menggunakan masker.
“Begini, jika berkumpul dengan keluarga, pasti dipikir aman. Masker juga pasti tidak terpakai karena perasaan tidak enak. Makanya klaster keluarga semakin mudah menyebar,” katanya.
Sementara terkait orang tanpa gejala (OTG), menurutnya, setiap orang yang terpapar virus pasti akan mengalami gejala. Hanya saja, ada dua kemungkinan, orang tersebut cuek atau segera melaporkan diri. “Bisa saja dia sudah melewati masa tersebut atau cuek dengan dirinya sendiri,” ungkapnya.
Robert juga mengakui, saat ini banyak gejala dari pasien terkonfirmasi diawali dengan diare. Sehingga petugas medis mengira mengalami penyakit lain, seperti kekurangan cairan. Namun, beberapa hari kemudian, baru timbul flu dan mengarah ke Covid-19. “Dari beberapa pasien, awalnya mengeluh diare, ternyata Covid-19,” katanya. “Ini bukan gejala baru, hanya awal mula terjadi Covid-19 pada seseorang berbeda,” imbuhnya.
Karena itu, para tenaga medis selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat melayani pasien dengan berbagai keluhan. “Yang dikhawatirkan itu jika pasien diare, namun menganggapnya biasa. Kemudian pergi berkumpul,” ujar dr Robert.
Disinggung mengenai gejala Delirium, Robert menuturkan, hingga saat ini belum ada kasus Covid-19 di Berau mengalami gejala tersebut. Namun, jika kasus Covid-19 di Berau terus bertambah, tidak menutup kemungkinan ke depannya akan muncul kasus Delirium. (hmd/har)