Bantu Perekonomian Pesantren

- Rabu, 23 Desember 2020 | 12:27 WIB
PANEN: Pesantren Hidayatullah telah melakukan panen sebanyak lima kali dari delapan kolam ikan lele yang merupakan bantuan dari KKP.
PANEN: Pesantren Hidayatullah telah melakukan panen sebanyak lima kali dari delapan kolam ikan lele yang merupakan bantuan dari KKP.

TANJUNG REDEB – Pesantren Hidayatullah telah melakukan panen kelimanya dalam budidaya ikan lele. Budidaya ikan lele tersebut, merupakan bantuan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diberikan melalui Dinas Perikanan Berau.

Panen kelima itu dihadiri oleh Kepala Seksi Pembudidayaan ikan, Dinas Perikanan Berau, Budi. Sekaligus evaluasi terhadap perkembangan budidaya ikan lele di pesantren tersebut.

“Bantuan yang diberikan untuk budidaya tersebut antara lain kolam terpal bulat sebanyak 8 kolam. Dengan diameter sekitar 2,5 meter dan tinggi 1 meter,” katanya.

Budi mengatakan, panen yang dilakukan di kolam terpal tersebut dapat menghasilkan sekitar 250 kilogram ikan lele per kolam. Dengan rata-rata berat 1 kg/10 ikan.

Seluruh bantuan budidaya ikan lele ini berkisar Rp 173 juta. Termasuk bibit lele, pakan dan peralatan.

Mengenai dipilihnya Pesantren Hidayatullah sebagai kelompok budidaya yang menerima bantuan, ia menerangkan, karena ketersediaan air di pesantren yang mencukupi dan bersih.

“Sebenarnya yang ingin dibantu itu banyak. Hanya saja ada beberapa kriteria yang harus kami pastikan. Dan setelah usulan dari para kelompok, kami memilih kelompok di pesantren Hidayatullah ini,” tuturnya, Senin (21/12).

Selain itu, dia menyebutkan budidaya ikan lele ini dilakukan dengan dua teknik. Pertama teknik biasa dan yang kedua tekhnik biogreen. Perbedaan tekhnik ini pun sangat dirasakan oleh pengurus budidaya ikan. “Budidaya ikan lele metode biogreen saat ini yang sedang kami kembangkan. Metode ini adalah metode budidaya dengan cara budi daya ikan yang baik (CBIB),” terangnya.

“Intinya, metode ini menerapkan ikan lele yang dibudidayakan bebas dari kontaminasi bahan kimia dan biologi, serta aman dikonsumsi. Teknik ini pun lebih nyaman, karena tidak ada bau pada air ikan. Bahkan kotoran ikan dapat diubah menjadi makanan ikan itu sendiri,” sambung Budi.

Sementara itu, pembina pengurus Pesantren Hidayatullah, Saifuddin mengungkapkan, panen kali ini merupakan yang kelima kalinya sejak bulan Juli 2020. Hingga saat ini diakuinya tidak ada kendala serius dari budidaya tersebut. Baik dari segi proses budidaya hingga proses pemasaran. Dan untuk panen saat ini, mereka telah melewati panen ideal.

“Biasanya untuk 1000 ekor bibit lele, yang berhasil panen sekitar 85 persen atau setara 850 ekor,” ujarnya.

Hasil dari panen itupun langsung dipasarkan pihaknya kepada pengepul ikan dengan harga Rp 22 ribu per kilogram. (*/adf/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X