Berau Menuju Zona Hitam

- Kamis, 24 Desember 2020 | 20:10 WIB
RUMAH SAKIT DARURAT: Rumah Sakit Darurat Cantika Swara dibuka kembali untuk menangani pasien Covid-19 yang terus bertambah. Kemarin (23/12) terdapat tambahan 75 kasus terkonfirmasi.
RUMAH SAKIT DARURAT: Rumah Sakit Darurat Cantika Swara dibuka kembali untuk menangani pasien Covid-19 yang terus bertambah. Kemarin (23/12) terdapat tambahan 75 kasus terkonfirmasi.

TANJUNG REDEB – Dinas Kesehatan mengeluarkan rilis penambahan 75 kasus terkonfirmasi Covid-19, Rabu (23/12). Angka tersebut merupakan rekor tertinggi selama ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi, mengatakan bahwa rata-rata kasus baru tersebut merupakan transmisi lokal yang belum diketahui sumber penularannya. Selain itu, terdapat pula klaster keluarga dan klaster perusahaan. Dari 75 kasus baru itu ada yang gejala ringan, sedang dan berat.

“Ini yang masih belum bisa diputus rantai penularannya, transmisi lokal yang belum diketahui sumber penularannya,” katanya, kemarin.

Menurutnya, kasus terkonfirmasi ini kemungkinan masih terus bertambah. Sebab pihaknya masih terus melakukan tracing terhadap pasien yang terkonfirmasi tersebut. “Tracing masih kami lakukan. Jadi tidak menutup kemungkinan bertambah,” ujar Iswahyudi.

Dikatakannya, penambahan 75 kasus terkonfirmasi ini membuat status Berau menuju zona hitam. Dengan total pasien terkonfirmasi mencapai 835 kasus dan 252 kasus masih menjalani perawatan. “Berau bisa menuju zona hitam,” ujarnya.

Kasus Covid-19 yang terus bertambah membuat tenaga kesehatan mulai kewalahan. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, Nurmin Baso, mengatakan bahwa saat ini perawat yang tersedia di RSUD sebanyak 63 orang yang dibagi tiga shift. Sedangkan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Cantika Swara ada 24 orang.

“Kami menerima pasien sesuai kapasitas. Di RSUD sebanyak 66 pasien sedang menjalani perawatan. Sedangkan di RSD sudah mencapai 25 pasien,” jelasnya.

Dikatakan Nurmin, hingga saat ini ruangan di RSD Cantika Swara masih mencukupi untuk merawat pasien dengan gejala ringan. Di RSD kata dia, tersedia sebanyak 57 kamar yang diperuntukkan pasien dengan gejala ringan. Sedangkan pasien dengan gejala sedang dan berat akan dilakukan perawatan di RSUD Abdul Rivai. Sementara pasien tanpa gejala, Nurmin menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Tapi masih harus dilihat dari 75 kasus baru itu, berapa pasien yang akan dikirim ke RSD. Jika semua dirawat di RSD dan RSUD, tentu ruangan tidak cukup. Selain itu perawat akan kewalahan,” pungkasnya.

Terkait ruang perawatan, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Berau, Agus Tantomo menuturkan, jika kondisi ruang perawatan memang tidak memungkinkan, langkah yang diambil oleh Pemkab Berau membuka ballroom Cantika Swara. “Jika seluruh kamar di RSD penuh, mau tidak mau ballroom dibuka untuk merawat pasien,” katanya.

Sementara mengenai tenaga kesehatan, Agus mengatakan jauh hari sebelum terjadi lonjakan pasien, ia telah meminta Dinas Kesehatan dan pihak RSUD melakukan penerimaan tenaga medis untuk membantu perawat yang telah ada. “Sementara sudah dilakukan perekrutan oleh RSUD,” ujarnya.

Menyikapi terkait titik berkumpul warga seperti lokasi tepian Jalan Ahmad Yani dan Jalan Pulau Derawan, Agus menegaskan tidak akan menutup lokasi tempat ratusan pedagang kaki lima berusaha. Namun, Tim Satgas kan membubarkan warga yang berkumpul di lokasi tersebut. “Tidak tidak ada penutupan, hanya pelarangan berkumpul saja,” pungkasnya. (hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X