PROKAL.CO,
TANJUNG REDEB - Sejumlah produsen tempe dan tahu di Berau terpaksa mengurangi produksinya. Akibat harga kedelai yang merangkak naik. Dari yang sebelumnya Rp 8.400 per kilogram menjadi Rp 10.300 per kilogram.
Salah seorang produsen tempe dan tahu, Yanti mengatakan, kenaikan harga kedelai terjadi sejak 5 Januari lalu. Kondisi inipun terpaksa membuat dirinya terpaksa mengurangi keuntungan. Guna menambah modal membeli kedelai sebagai bahan baku.
“Kami benar-benar repot karena harga kedelai naik. Jadi kami harus menambah modal untuk beli bahan baku kedelai,” keluhnya kepada Berau Post, Kamis (7/1).
Situasi inipun menurutnya semakin tidak menguntungkan produsen tempe dan tahu seperti dirinya. Sebab, produksi pihaknya selama pandemi terus menurun karena Covid-19.
Ia mengaku sebelum adanya pandemi, dalam satu hari mampu membuat 200 kilogram tempe dan tahu. “Sekarang hanya bisa membuat 150 kilogram,” ucapnya.
Di sisi lain, meski harga kedelai naik, Yanti mengaku tak berani menaikan harga jual tahu dan tempenya. Karena khawatir para pelanggannya beralih ke produsen lain.