Himpitan Ekonomi Pemicu Pencurian

- Minggu, 10 Januari 2021 | 20:01 WIB
Iptu Suradi
Iptu Suradi

TANJUNG REDEB – Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi sampai saat ini menyerang berbagai aspek, termasuk ekonomi. Dengan begitu banyak perusahaan yang gulung tikar dan berimbas kepada Pemutusan hak kerja (PHK) kepada para karyawan. Dengan adanya PHK tersebut para masyarakat harus bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan berbagai hal dilakukan termasuk dengan melakukan tindakan kriminalitas.

Kapolres Berau, AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo, melalui Paur Humas Iptu Suradi, mengatakan bahwa kasus pencurian di tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan 2019 lalu.  Berdasarkan data 2020, total kasus pencurian sebanyak 84 kasus. Dengan rincian 57 laporan kasus curian dengan pemberatan (Curat), 24 laporan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), dan 3 kasus pencurian lainnya. Sementara di 2019, kasus pencurian terdata hanya 43 kasus. “Dibanding tahun 2019, tahun 2020 jumlahnya mengalami kenaikan hingga 30 persen,” kata Suradi, Sabtu (9/1).

Dikatakannya, rata-rata alasan pelaku melakukan pencurian karena tuntutan ekonomi. Tidak adanya penghasilan membuat orang terpaksa mencuri. “Selama pandemi Covid-19 ini kan banyak yang kehilangan mata pencahariannya. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup jadi pemicu pelaku terpaksa mencuri,” bebernya.

Selain kasus pencurian, kasus kekerasan baik kekerasan di muka umum, kekerasan seksual, maupun kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga cukup meningkat. Di tahun 2020 saja, ada 22 kasus. Mulai dari kekerasan, penganiayaan, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual dan lainnya. “Pemicunya karena stres akibat himpitan ekonomi. Karena tidak ada penghasilan, ekonomi susah, kebutuhan hidup tak tercukupi, hingga membuat rumah tangga hancur,” ungkapnya.

Sementara kasus kekerasan dan penganiayaan, ungkap Suradi, karena pelaku merasa pikirannya tidak stabil dengan keadaannya. Ia menyebut, faktor perceraian juga menyebabkan kasus pelecehan seksual terjadi. “Suami tidak ada pekerjaan, bagaimana bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari? Meski ada uang pesangon, pada akhirnya itu akan habis dan suami harus banting tulang mencukupi kebutuhan harian,” ujarnya.

“Persoalan ekonomi juga bisa memicu terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga. Pasangan yang tak tahan dengan himpitan ekonomi itu akhirnya bercerai. Jadinya, bukan hanya kebutuhan pangan yang kurang, kebutuhan seksual pun turut hilang. Maka terjadilah kasus kekerasan atau pelecehan seksual,” pungkas Suradi. (aky/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X