PROKAL.CO,
TANJUNG REDEB - Penyebaran virus Corona (Covid-19) di Kabupaten Berau belakangan ini meningkat drastis. Untuk memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai keberadaan virus Corona, Dinas Kesehatan Berau bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Berau menggelar konferensi pers bertajuk “Suara Nakes Berau, Covid-19 Fakta atau Rekayasa’, Selasa (12/1).
Kegiatan ini menghadirkan dr Robert Naiborhu (Dokter Spesialis Paru RSUD dr Abdul Rivai), dr Nur Jannah (Dokter Patologi Klinik RSUD dr Abdul Rivai), tiga orang penyintas Covid-19, yakni Elvira, Edy Setyanto Erning yang juga Kapolres Berau, dan dr Abdul Jabbar Kareem, yang merupakan dokter di RSUD dr Abdul Rivai.
Dokter Spesialis Paru RSUD dr Abdul Rivai, dr Robert Naiborhu, menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat tidak memahami adanya virus Corona, karena belum pernah menjadi pasien. Dikatakannya, virus tersebut memang tidak terlihat, namun apabila terpapar, nyawa menjadi taruhannya. “Selama ini banyak di media sosial yang menyatakan, Covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya. Itu jelas hoaks. Covid-19 itu nyata, memang tidak terlihat, tapi bisa dirasakan,” jelasnya.
Dia menyebutkan, akhir-akhir ini angka penyebaran Covid-19 meningkat drastis. Tingkat keparahan pasien, lanjut dia, masuk dalam tingkat yang berat. Hal ini menurut dia akibat pola pikir masyarakat yang masih takut dan malu bila divonis terpapar Covid-19. “Ini merupakan pemikiran yang salah,” ujarnya.
Menurut Robert, jika ada gejala, masyarakat perlu segera ke puskesmas terdekat memeriksakan diri. “Jangan sampai sudah parah baru dibawa ke rumah sakit,” katanya. “Prosedurnya, kami pasti melakukan rapid tes terlebih dahulu. Jika hasil rapid menunjukkan positif, kami lanjutkan ke tahap tes swab,” imbuhnya.
Dijelaskan Robert, awal mula virus mulai meningkat yakni pada minggu pertama virus masuk dalam tubuh manusia. Kuman dalam darah mulai meningkat dan terjadi reaksi antigen dan antibodi yang ada di tubuh. Pertemuan dari kedua itu, mengakibatkan adanya gejala. Gejala ini muncul sebagai tanda ada perlawanan dari tubuh manusia.