SAMBALIUNG – Meski angka pasien terpapar virus Corona di bulan Desember tahun 2020 cukup tinggi, hal itu tak membuat masyarakat di Kecamatan Sambaliung menunda agenda pernikahan.
Kepala Bagian Administrasi Umum Kantor Urusan Agama (KUA) Sambaliung, Jumriansyah Hanafi, menyebut, di bulan Desember pihaknya menikahkan 34 pasangan, sementara di Januari 2021 hingga Selasa (12/1) pihaknya sudah menikahkan 22 pasangan.
Angka itu disebutnya cukup tinggi, mengingat rata-rata yang laksanakan di bulan-bulan sebelumnya bahkan sebelum adanya pandemi Covid-19 hanya 20 sampai 25 pasangan saja.
“Kami tidak tahu persis kenapa cukup tinggi, tergantung dari keluarga calon. Tapi menurut kami, banyak yang mengajukan karena di masa pandemi kami sempat tidak melayani pengajuan pernikahan,” ujarnya, Selasa (12/1).
Jelasnya, dalam setiap melaksanakan pernikahan di KUA Sambaliung, pihaknya tentu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, di antaranya membatasi jumlah warga yang menyaksikan pelaksanaan akad.
“Maksimal yang boleh hadir saat itu hanya 12 orang, dan mereka wajib mengikuti protokol kesehatan yang belaku. Dan sejauh ini semua pasangan menaati ketentuan, sehingga tidak ada yang ditunda pernikahannya,” sebut Hanafi.
Hanafi juga mengimbau agar seluruh calon pengantin mengurus sendiri segala keperluan di kantor KUA tanpa menyuruh orang lain atau calo. “Karena dari laporan sering didapati calon pengantin membayar sampai Rp 1 juta, padahal biaya seharusnya itu hanya Rp 600 ribu saja, tentu itu akan lebih memberatkan calon pengantin. Kalaupun kami dapati, pasti kami tolak pengajuannya,” pungkasnya. (*/adf/sam)
