Pengguna Jasa Travel Menurun Drastis

- Minggu, 17 Januari 2021 | 19:43 WIB
TAK BEROPERASI: Beberapa unit kendaraan jasa travel hanya terpakir di pinggir jalan. Seiring jumlah pengguna jasa ini menurun drastis di masa pandemi.
TAK BEROPERASI: Beberapa unit kendaraan jasa travel hanya terpakir di pinggir jalan. Seiring jumlah pengguna jasa ini menurun drastis di masa pandemi.

TANJUNG REDEB — Sejak pandemi merebak di Kabupaten Berau pada 2020, pengguna jasa travel di Bumi Batiwakkal-sebutan Berau menurun drastis. Hal ini disampaikan salah satu pengelola jasa travel di Berau, Eppy.

Dikatakannya, saat pemerintah daerah memberlakukan karantina wilayah, jasa travel seperti pihaknya mengalami kerugian cukup besar. Seiring jumlah okupansi penumpang mengalami penurunan sangat besar.

“Berjalannya waktu, jumlah penumpang terus mengalami meningkat. Tetapi setelah pilkada, jumlah penumpang kembali merosot,” katanya kepada Berau Post, Sabtu (16/1).

Saat ini, ia menuturkan, hanya satu unit mobil di jasa travelnya yang beroperasional. Dari yang biasanya enam sampai delapan unit. Jumlah penumpangnya pun cukup memprihatinkan, di mana hanya diisi tiga hingga empat orang, mengingat adanya penerapan protokol kesehatan (prokes).

“Sekarang jarang ada yang keluar kota. Karena banyak yang takut,” imbuhnya.

Dengan kondisi yang ada, Eppy pun berharap agar pemerintah tidak menutup pintu keluar-masuk ke Berau melalui jalur darat. “Ya kondisi ekonomi semakin sulit, masa juga pintu masuk lewat darat ditutup. Kasian teman-teman travel,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Berau, Abdurrahman menyampaikan,penutupan pintu masuk ke Berau melalui jalur darat belum diberlakukan. Pihaknya pun masih menunggu instruksi lebih lanjut dari unsur pimpinan di pemerintah daerah. “Menunggu instruksi dan anggaran juga,” katanya. “Jika ada instruksi, siap saja kami melakukan penutupan,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Novian Hidayat menyebut penutupan jalur darat sulit untuk dilakukan. Mengingat anggaran cukup besar yang dikeluarkan untuk hal tersebut.

“Saat ini virus tersebut sudah masuk, sudah terlambat untuk penutupan, lebih baik anggarannya untuk menanggulangi. Atau untuk BLT (bantuan langsung tunai),” ucapnya.

Lebih lanjut, pihaknya bersama dengan Polres Berau saat ini berencana membuka posko di 22 titik di Tanjung Redeb. Posko ini menunggu revisi Peraturan Bupati (Perbup) nomor 52 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan Pengendalian Covid-19.

“Setelah direvisi, kemudian petugas yang ada di posko, akan bisa menindak masyarakat yang melanggar. Sanksinya akan lebih dimaksimalkan ke sanksi administrasi, tetapi menunggu keputusan Bupati Berau,” pungkasnya. (*/fif/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X