Pasien Meninggal Terus Bertambah

- Senin, 18 Januari 2021 | 20:06 WIB
PEMAKAMAN: Tim Satgas turut mendoakan usai memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia kemarin (17/1).
PEMAKAMAN: Tim Satgas turut mendoakan usai memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia kemarin (17/1).

TANJUNG REDEB – Angka pasien Covid-19 yang meninggal dunia kembali bertambah. Minggu (17/1) siang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau merilis sebanyak dua pasien Covid-19 yang meninggal dunia dan dimakamkan kemarin.

Namun pada malam harinya, tim Satgas kembali menginformasikan tambahan dua pasien Covid-19 yang meninggal dunia, namun baru akan dimakamkan pagi ini (18/1).

Dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi, salah satu pasien yang meninggal dunia, memiliki kode pasien Berau 1.837. Pasien berusia 80 tahun tersebut, beralamat di Tanjung Redeb dan terpapar Covid-19 akibat transmisi lokal. Pasien tersebut mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 15.00 Wita, Sabtu (16/1), di ruang isolasi Covid-19, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai.

Pasien lain yang meninggal dunia adalah pemilik kode Berau 1.761. Pasien berusia 59 tahun tersebut, merupakan warga Tanjung Redeb yang terpapar karena transmisi lokal. Pasien dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 01.00 Wita, Minggu (17/1), di ruang isolasi Covid-19, RSUD dr Abdul Rivai. “Yang meninggal ini umurnya di atas 50 tahun. Sudah mendapat perawatan di ruang isolasi, karena memang memiliki riwayat penyakit bawaan,” ujarnya kepada Berau Post.

Iswahyudi mengharapkan, masyarakat bisa lebih peduli dan berani jujur dengan kondisi kesehatan yang dialaminya. “Misalnya kalau sakit, tapi ada saja yang menyembunyikan penyakitnya karena tidak mau melakukan rapid antigen atau swab. Sehingga, jika dirinya sebenarnya sudah terpapar, bisa jadi virus yang berada di tubuhnya itu malah menyebar ke masyarakat yang lain,” jelasnya.

Diakuinya, dengan menyembunyikan kondisi kesehatannya, selain membahayakan masyarakat lainnya, juga akan memperparah paparan virus yang ada dalam tubuh masyarakat. “Ketika sudah parah sekali, baru melapor ke petugas kesehatan. Saat dilakukan tes, hasilnya positif dan kondisinya sudah sangat parah. Karena dalam beberapa kasus belakangan ini, memang banyak yang sudah parah baru dibawa ke rumah sakit,” ujarnya. 

“Itu yang membuat virusnya terlambat ditangani. Seharusnya begitu ada gejala muncul, segera bawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan deteksi awal,” sambung Iswahyudi.

Ia mengatakan, setiap pasien yang masuk ke rumah sakit akan dilakukan rapid test untuk menghindari risiko penularan kepada orang lain. Karena, saat ini gejala Covid-19 sudah berbagai macam. “Tujuannya ini bukan menyatakan pasien terkonfirmasi Covid-19, tapi untuk keamanan petugas kesehatan dan masyarakat. Jika memang tidak reaktif, ya tidak akan diperlakukan seperti pasien Covid-19. Karena keselamatan masyarakat nomor satu,” jelasnya.

Selain merilis pasien Covid-19 yang meninggal dunia, Iswahyudi juga mengumumkan 26 kasus terkonfirmasi baru dan 8 pasien dinyatakan selesai isolasi atau sembuh. “Jadi total yang terpapar Covid-19 sebanyak 1.845 dan masih menjalani isolasi 422,” jelasnya. (aky/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X