Berau Masuk Zona Risiko Tinggi Penyebaran Covid-19

- Selasa, 19 Januari 2021 | 19:40 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, menyebutkan bahwa saat ini Kabupaten Berau masuk zona risiko tinggi penyebaran Covid-19. Berdasarkan data pada 18 Januari 2021, total kasus terkonfirmasi Covid-19 mencapai 1.871 kasus.

Bahkan sepanjang Januari 2021, terdapat penambahan 668 kasus terkonfirmasi Covid-19. Sedangkan pasien selesai isolasi 782 orang, dan kasus meninggal dunia 9 orang. Menurut Iswahyudi, meningkatnya kasus terkonfirmasi karena Covid-19 saat ini sudah berada di dalam wilayah Berau, bukan lagi dari luar. Sehingga kasus transmisi lokal meningkat pesat. “Berau masuk zona risiko tinggi penyebaran Covid-19,” katanya.

Yang ia sayangkan, kata dia, masih ada segelintir yang menganggap remeh Covid-19. Bahkan mereka yang meremehkan Covid-19 tergolong kaum milenial, yang masih suka berkumpul tanpa menerapkan protokol kesehatan. “Ya seharusnya mereka sadar, tindakan mereka salah,” ujar Iswahyudi.

 “Tahu sendiri kan, kalau anak-anak muda aktivitasnya padat. Yang jadi masalah, jika berkumpul, terkadang ada beberapa orang yang membuka masker,” imbuhnya.

Ia mencontohkan, ada seorang pemuda yang tidak percaya orangtuanya terpapar Covid-19, karena merasa orangtuanya tidak ke mana-mana dan hanya di rumah saja. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata pemuda tersebut terlebih dahulu terpapar Covid-19 tanpa dia sadari. Namun karena usianya masih muda, dia masih memiliki antibodi yang cukup kuat. Yang disayangkan, yang menjadi korban adalah orangtuanya di rumah ikut terpapar yang lebih dulu merasakan sakit pada saluran pernapasannya.

“Dia yang jalan ke luar rumah, bawa pulang Covid-19. Orangtuanya yang sakit karena terpapar, dan dia tidak terima. Dikira kami meng-covid-kan orangtuanya. Tapi setelah yang bersangkutan kami TCM (Tes Cepat Molekuler), ternyata dia juga terkonfirmasi,” ungkapnya.

Iswahyudi menambahkan, selain kasus terkonfirmasi, kasus Kematian karena Covid-19 juga terus bertambah. Bahkan belakangan ini kasus kematian Covid-19 terjadi karena pasien terlambat dibawa ke rumah sakit. “Ada yang dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ini karena masih menganggap Covid-19 itu tidak ada, dan takut divonis Covid-19. Sehingga enggan memeriksakan diri lebih awal jika ada gejala,” jelasnya.

Iswahyudi berharap, semakin tingginya kasus Covid-19 membuat masyarakat sadar virus Corona ada di sekelilingnya. “Jangan sampai karena tidak bisa melihat bentuk virus tersebut, kemudian tidak percaya, dan akhirnya terpapar,” pungkasnya. (hmd/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X