TANJUNG REDEB – Hampir satu tahun pandemi Covid-19 melanda di Berau, jumlah pendonor darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Berau menurun drastis. Hal ini disampaikan Penanggungjawab Laboratorium PMI Berau, Edi Erwansyah.
Meski tak merincikan angka penurunannya, Edi menyebut, hingga memasuki tahun 2021 jumlah pendonor darah di Berau menurun hingga 70 persen. Dibandingkan sebelum adanya pandemi.
Penurunan ini menurutnya, karena banyak masyarakat percaya, dengan informasi yang menyebut donor darah berbahaya selama pandemi. “Ya, padahal sebetulnya penularan itu bukan melalui transfusi darah. Belum ada satu pasien yang dinyatakan positif karena transfusi darah,” katanya Senin (18/01).
Ditambah lagi, lanjut Edi, saat awal-awal pandemi masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Sehingga menjadi enggan ke kantor PMI untuk melakukan donor darah.
Karena itu, agar stok darah di PMI tetap terjaga, pihaknya pun melakukan jemput bola. Dengan menempatkan mobil unit transfusi darah di beberapa titik. Agar memudahkan masyarakat yang ingin melakukan donor darah.
“Sebenarnya program jemput bola dengan mobil transfusi darah ini sudah kami jalankan dari sebelum pandemi. Namun di masa pandemi kami lebih giatkan lagi,” ujarnya.
Edi juga mengungkapkan, sebelum adanya pandemi, pihaknya bisa menyiapkan 70 persen permintaan darah dari pendonor sukarela. Dan 30 persen lainnya dari pendonor darah pengganti.
“Kalau tahun ini malah sebaliknya. Kami hanya dapat mem-back up permintaan darah sebanyak 30 persen dari pendonor sukarela dan 70 persen dari pendonor darah pengganti,” ungkapnya.
"Makanya kami mengimbau masyarakat masyarakat untuk tidak takut mendonorkan darahnya, meski saat ini masih pandemi. Selama itu tetap mengikuti protokol kesehatan," pungkasnya. (*/fif/arp)