Sekolah Tatap Muka Belum Bisa Diterapkan

- Minggu, 24 Januari 2021 | 19:41 WIB
Suprapto
Suprapto

TANJUNG REDEB - Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendorong pemerintah daerah untuk segera membuka pembelajaran tatap muka di sekolah. Pasalnya, ia khawatir terjadi learning loss pada peserta didik.

Learning loss adalah fenomena di mana sebuah generasi kehilangan kesempatan menambah ilmu karena ada penundaan proses belajar mengajar.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Berau, Suprapto, mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka di Kabupaten Berau belum bisa dilakukan. Mengingat sebulan terakhir ini angka kasus terkonfirmasi Covid-19 mengalami peningkatan. “Sepertinya untuk Berau belum bisa melakukan sekolah tatap muka, karena kasus Covid-19 semakin meningkat dan belum ada gambaran penurunan,” ujar Suprapto, Sabtu (23/1).

Menurut Suprapto, pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring akan terus dilakukan hingga kasus Covid-19 benar-benar menurun. Namun, untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan satuan pendidikan untuk mencari jalan keluar agar learning loss tidak terjadi. “Salah satu caranya yakni guru bisa lebih aktif dalam mengawasi murid saat melakukan PJJ. Ke depan kami juga akan mengevaluasi pembelajaran jarak jauh ini,” ucapnya.

Meski keinginan Kemendikbud membuka pembelajaran tatap muka belum bisa dilakukan di Berau, namun hal ini akan disampaikan kepada bupati Berau sebagai kepala daerah. “Kita kembalikan lagi ke Pemkab Berau seperti apa keputusannya. Tetapi saya yakin, pemkab tidak setuju karena melihat kondisi saat ini angka terkonfimasi Covid-19 juga semakin meningkat,” tandasnya.

Sebelumnya, Bupati Berau Agus Tantomo menegaskan ada beberapa perimbangan diputuskannya menunda sekolah tatap muka. Diantaranya melihat perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Berau terus meningkat. Selain itu, pemerintah juga telah memprogramkan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat. Menurutnya, lebih baik menunggu program vaksinasi selesai baru berpikir untuk melaksanakan sekolah tatap muka. “Risiko terlalu besar jika sekolah tatap muka dilakukan di tengah situasi yang buruk seperti sekarang ini. Jadi di Berau sekolah tatap muka belum bisa diterapkan,” tegasnya.

Seperti diketahui, pembelajaran jarak jauh (PJJ) disebut akan memberikan dampak pada learning loss atau kehilangan kompetensi belajar siswa. Bahkan, surevi kemendikbud terbaru menyebutan adanya gap loss learning hingga 20 persen.

Merespons hal itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendibud) Nadiem Makarim mengatakan bahwa hanya terdapat satu solusi untuk menangkal adanya learning loss. Salah satunya adalah tatap muka.

“Langkah pertama yang terpenting adalah sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ, harus masuk tatap muka sekolah lagi. Itu itu adalah satu-satunya solusi untuk biar mereka tidak lebih lagi ketertinggalan,” terang Nadime dalam webinar Merdeka Belajar, yang Metransformasi Pendidikan Indonesia, Jumat (22/1).

Akan tetapi, saat pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan, dia meminta pemerintah daerah (pemda) mengambil peran. Sekolah harus dibantu oleh pemda dalam menggelar PTM, mulai dari penyediaan sarana dan pengawasannya.

“Jadi benar-benar tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membantu akselerasi sekolah tatap muka di tempat-tempat yang paling sulit melakukan online. Jadi itu pertama yang harus dilakukan,” imbuhnya.

Disamping itu, pihaknya juga akan mendampingi pemda yang memutuskan untuk membuka sekolah. Hal ini agar learning loss tidak semakin melebar antar daerah.

“Jadi kami akan mendampingi Pemda yang mungkin banyak dari mereka yang mungkin pelan-pelan membuka sekolah di tempat-tempat 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Kita akan dorong untuk membantu memfasilitasi tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, dalam survei yang dilakukan pihaknya, terdapat potensi learning loss atau kehilangan kompetensi belajar siswa akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dikatakan terdapat 20 persen sekolah secara nasinal menyatakan sebagian siswa tidak memenuhi kompetensi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB

Lahan Terbakar, Asap Mengepul Belasan Jam

Rabu, 17 April 2024 | 14:00 WIB

Pom Mini di Balikpapan Mulai Ditertibkan

Rabu, 17 April 2024 | 11:00 WIB
X