Penderita ISPA Mendominasi pada 2020

- Selasa, 26 Januari 2021 | 19:50 WIB
Kasran
Kasran

TANJUNG REDEB – Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi penyakit yang mendominasi ditangani petugas kesehatan di Puskesmas Tanjung Redeb. Tercatat, 1.694 pasien ISPA ditangani pada tahun 2020.

Kepala Puskesmas, Kasran mengatakan, tingginya penderita ISPA dikarenakan pola hidup dan pola makan masyarakat yang tidak sehat. “Hampir seluruh Puskesmas pasti penyakit tertingginya ISPA,” katanya kepada Berau Post.

Selain pola hidup dan pola makan, ia menyebut faktor udara, lingkungan dan kebersihan di sekitar masyarakat juga perlu diperhatikan. Terlebih yang memiliki alergi terhadap debu ataupun udara dingin.

“Lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh kepada saluran pernapasan. Jika lingkungan kotor, maka bisa dipastikan resiko ISPA bagi masyarakat lebih tinggi,” terangnya.

Walaupun saat ini sedang masa pandemi, masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas karena ISPA kebanyakan sudah dalam tahap parah. Hal tersebut diakibatkan penyakit Covid-19 yang juga berhubungan dengan saluran pernapasan.

“Saya mengimbau agar masyarakat bisa melakukan pertolongan pertama terlebih dahulu sebelum akhirnya ke Puskesmas,” ucapnya.

Setelah ISPA, Kasran mengungkapkan penderita hypertensi juga cukup banyak dengan 1.080 kunjungan. Kemudian ada Dyspepsia 923 kunjungan, Kencing manis 529 kunjungan, Pharinghitis 292 kunjungan, hingga Diare 130 dengan kunjungan.

Walaupun begitu, kunjungan di tahun 2020 lebih menurun dibandingkan 2019. Penyebabnya karena Covid-19. Di mana per harinya, Puskesmas Tanjung Redeb melayani sekitar 30 hingga 50 kunjungan saja. Sedangkan 2019, dapat mencapai ratusan pengunjung tiap harinya.

“Karena terjadi pembatasan sosial dan WFH (work from home), maka kami pun membatasi masyarakat yang berkunjung,” imbuhnya.

Setiap masyarakat yang berkunjung diwajibkan mengikuti prosedur yang berlaku. Selain itu, Puskesmas pun hanya beroperasi hingga pukul 13.00 siang.

Namun, untuk perawatan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dibatasi hanya 10 pasien per harinya. Hal tersebut diakibatkan, lamanya proses perawatan KIA hingga tidak memungkinkan untuk menerima sebanyak dahulu.

“Mereka yang datang untuk memeriksakan KIA, biasanya menghabiskan waktu hingga satu jam setiap pasiennya,” katanya.

Sehingga hal tersebut tidak memungkinkan untuk menerima banyak perawatan KIA perharinya. Kategori KIA sendiri mencakup Kehamilan Ibu hingga Tumbuh kembang anak mencapai usia Remaja. (*/adf/arp)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X