Regenerasi Petani Tidak Berjalan

- Sabtu, 6 Februari 2021 | 20:02 WIB
REGENERASI: Minimnya kaum muda yang menjadi petani turut mempengaruhi sektor pertanian menjadi kurang maksimal.
REGENERASI: Minimnya kaum muda yang menjadi petani turut mempengaruhi sektor pertanian menjadi kurang maksimal.

TELUK BAYUR – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kampung Labanan Jaya, Kecamatan Teluk Bayur terkendala tenaga kerja. Hal tersebut disampaikan Ketua Kapoktan, Mukalal.

Ia menjelaskan, dari 10 kelompok tani yang berada di bawah naungan Gapoktan Kampung Labanan Jaya, mayoritas telah lansia (lanjut usia) atau berumur tua. Sehingga, turut mempengaruhi produktivitas hasil pertanian di Kampung Labanan Jaya yang menjadi tidak maksimal.

Dari 500 hektar lahan pertanian yang berpotensi untuk ditanami padi sawah, ia menyebut saat ini hanya dapat dikerjakan seluas300 hektar. “Kami kurangi pekerjaan lahannya, untuk meringankan pruktivitas para petani yang usianya sudah tua,” katanya kepada Berau Post beberapa lalu.

Minimnya kaum muda untuk bekerja sebagai petani, menurut Mukalal tak terlepas dari keberadaan perusahaan pertambangan. Di mana mereka disebutnya lebih tertarik bekerja di perusahaan dibandingkan menjadi petani.

Di sisi lain, dirinya juga mengungkapkan, banyak masyarakat yang sebelumnya turut bergabung bersama Gapoktan Labanan Jaya, telah kembali ke kampung halaman masing-masing. Sehingga, tenaga kerja untuk pertanian di Kampung Labanan Jaya menjadi sangat minim.

“Padahal Kampung Labanan Jaya ini salah satu sentra padi di Kabupaten Berau,” terangnya.

Setiap tahunnya, ia menungkapkan, kampung yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Teluk Bayur ini mampu menghasilkan 6 ton beras setiap hektarnya. Serta 23 ton per hektare untuk benih padi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Mustakim mengakui tidak terjadinya regenarasi petani di Kampung Labanan Jaya. Hal ini disaksikannya sendiri setelah mengunjungi Kampung Labanan Jaya beberapa waktu lalu.

“Memang permasalahan lain dalam pertanian ini, kebanyakan petani yang bekerja merupakan warga lansia,” ujarnya.

Karena itu, agar persoalan ini bisa diatasi, pihaknya telah melakukan pelatihan dan pembuatan kelompok tani untuk anak muda. Namun, hingga saat ini, baru dua kelompok yang terbentuk.

“Banyak anak muda yang tidak mau menjadi petani, sehingga kami masih mencoba bersosialisasi kepada masyarakat,” katanya.

Persoalan regenerasi ini diakui Mustakim tidak hanya terjadi di Kampung Labanan Jaya. Melainkan juga di kampung-kampung penghasil beras lainnya. Dengan bekerjasama bersama penyuluh pertanian, ia berharap dapat memberikan solusi dan membantu para kelompok tani yang ada di Kabupaten Berau.

“Sehingga diharapkan tidak terputus produktivitasnya karena kekurangan tenaga kerja,” pungkasnya. (*/adf/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB
X