TANJUNG REDEB – Tahun 2019 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau telah menjalankan program Sigap Sejahtera atau aksi inspiratif warga untuk perubahan sejahtera. Namun, saat ini keberadaan Sigap tersebut dikeluhkan Kepala Kampung Merancang Ilir, Zulfikar.
Menurut Zulfikar, personel Sigap yang ada di kampungnya saat ini sangatlah tidak berkompeten, terlebih personel tidak tinggal di kampung sehingga sulit memahami lingkungan sekitar.
“Yang kita butuhkan adalah yang paham dengan masalah apa yang terjadi. Seperti contoh orang yang bisa membuat draf bangunan, itu yang kami butuhkan. Kalau hanya administrasinya saja, pegawai di kampung juga bisa,” ujarnya.
Dirinya berharap instansi yang menangani hal ini bisa melakukan evaluasi, khususnya dalam menjaring tim Sigap, hingga dalam penempatannya harus sesuai dengan kebutuhan kampung.
“Kami meminta adanya seleksi ulang dan munculkan nilai secara transparan, karena beberapa waktu lalu sempat ada warga kami yang mengajukan untuk masuk Sigap namun ditolak, padahal kami nilai dia sangat berkompeten di bidangnya,” sebut Zulfikar.
Mendengar hal itu, Wakil Bupati Berau Gamalis menjelaskan, kalau penerimaan para relawan Sigap melewati proses seleksi di mana semua panitia seleksi juga memiliki kompeten yang baik yaitu dari Universitas Gajah Mada (UGM).
Namun, karena adanya penolakan dari kampung maka dirinya akan melakukan evaluasi. “Karena kita baru memegang jabatan, maka nanti akan kita evaluasi seperti apa persoalannya,” ujarnya.
“Segera mungkin akan kita mediasi. Jika saya lihat, permasalahan ini hanyalah kesalahpahaman antara masyarakat kampung dan relawan,” tandasnya. (aky/sam)