Pelayanan Publik Wajib Ditingkatkan

- Jumat, 19 Maret 2021 | 20:16 WIB
MUSRENBANG KECAMATAN: Bupati Berau menghadiri musrenbang tingkat kecamatan yang diadakan di Aula Kecamatan Tanjung Redeb, Kamis (18/3)
MUSRENBANG KECAMATAN: Bupati Berau menghadiri musrenbang tingkat kecamatan yang diadakan di Aula Kecamatan Tanjung Redeb, Kamis (18/3)

TANJUNG REDEB – Penanganan genangan air atau banjir dan bantuan masyarakat lanjut usia (Lansia) jadi usulan prioritas saat pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan yang digelar di Kecamatan Tanjung Redeb, Kamis (18/3) kemarin.

Seperti diutarakan Lurah Tanjung Redeb, Harjupri. Usulan utama di wilayah Tanjung Redeb yakni penanganan permasalahan banjir khususnya saat musim hujan. Dikatakannya, ada tiga titik kawasan di Tanjung Redeb yang diusulkan dan menjadi skala prioritas karena setiap musim hujan merupakan langganan banjir. Yakni; Gang Ketapi di Jalan Pulau Semama, Jalan Anggur tepat di samping kantor kelurahan, dan Jalan Pulau Panjang tepat di depan eks Hotel Cantika Swara.

Dikatakannya, khusus di kawasan Gang Ketapi, ketika dirinya melakukan peninjauan bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), permasalahan banjir di kawasan ini cukup kompleks. Genangan terjadi akibat aliran air sungai alam Batumiang dan drainase yang tidak berfungsi maksimal. Sehingga menurutnya, cukup sulit dan rumit jika penanganannya hanya mengharapkan gotong-royong masyarakat.

“Permasalahannya ada beberapa rumah yang berada tepat di atas drainase. Selain itu, pekerjaan penanganan dari DPUPR masih belum terselesaikan sehingga permasalahan penanganan banjir masih belum maksimal,” jelasnya.

Diakuinya, tahun ini kelurahan Tanjung Redeb mendapat anggaran sebesar Rp 7,7 miliar. Namun anggaran itu untuk kegiatan atau proyek jalan, bukan untuk pembuatan drainase atau penanganan aliran air. “Kami harap dibuatkan drainase atau parit di setiap gang yang belum ada drainasenya,” pungkasnya.

Sementara prioritas bantuan lansia diutarakan Lurah Karang Ambun, Arif Mulyono. Dikatakannya, kuota bantuan terhadap masyarakat lansia setiap tahunnya terus berkurang. Sementara hingga saat ini, data lansia yang ada di Kelurahan Karang Ambun sebanyak 160 orang. Namun untuk kuota bantuan hanya diberikan sebanyak 45 lansia saja. “Jadi kami sendiri bingung ketika menentukan siapa yang diprioritaskan. Karena mereka ini (lansia) tentunya membutuhkan bantuan,” katanya.

Dikatakannya, belum lagi jika terdapat lansia yang hidup sebatang kara. Biasanya, walaupun hanya satu atau dua orang, mereka akan dikirimkan ke luar daerah. Karena Kabupaten Berau sendiri belum memiliki panti jompo untuk merawat lansia. Dia pun berharap untuk ke depannya, Kabupaten Berau dapat membangun panti jompo untuk menampung para lansia tersebut.

Sementara itu, menanggapi masalah penanganan banjir, Sekretaris DPUPR Berau, Nanang Bakran menjelaskan, pihaknya tengah berupaya menangani saluran air di wilayah Tanjung Redeb, khususnya di kawasan Jalan Pulau Semama. Namun untuk membenahi drainase, pihaknya terkendala lahan yang merupakan milik masyarakat. “Kendalanya urusan lahan masyarakat di bagian muara,” ujarnya.

Untuk di Gang Ketapi, lanjutnya pihaknya sudah melakukan perbaikan gorong-gorong. Hanya saja belum berfungsi maksimal karena air belum mengalir lancar di bagian muara yang belum dilakukan penanganan.

Selain itu, banjir yang terjadi di Gang Ketapi merupakan air kiriman dari kawasan kompleks Berau Indah (BI). Sebab jauh sebelumnya, kawasan BI di Jalan Durian 3 merupakan daerah resapan air, namun berubah menjadi perumahan. “Karena perubahan fungsi itu yang menyebabkan aliran air tidak terkendali,” ujarnya. “Tapi sejauh ini sudah ada perubahan, namun belum maksimal. Air lebih cepat turun dibandingkan sebelumnya,” pungkasnya.

Pada Musrenbang kali ini, Bupati Berau, Sri Juniarsih mengatakan, ada beberapa program prioritas yang jadi fokus utamanya. Yang pertama, dalam kurun waktu 100 hari, ia fokus penanganan Covid-19. Sejauh ini, dia melihat penanganan Covid-19 di Kabupaten Berau banyak kemajuan. Karena itu, dalam 100 hari kerja ini, ia ingin tidak ada lagi kasus Covid-19 di Bumi Batiwakkal. “Ini harus diusahakan. Sebab anak-anak tidak bisa selamanya melakukan pembelajaran jarak jauh karena pandemi,” kata Sri Juniarsih.

Selain itu, dengan adanya anggaran di setiap kelurahan sebesar Rp 150 juta untuk penanganan Covid-19 dan kebutuhan kelurahan lainnya. Maka dia meminta Tim Satuan Tugas (Satgas) Kelurahan dapat memaksimalkan anggaran yang ada untuk membantu menuntaskan Covid-19.

Yang kedua, lanjutnya, yaitu permasalahan kebersihan kota. Sebab sebagai indikator wajah Kabupaten Berau, Sri Juniarsih berharap agar taman kota senantiasa bersih. “Terutama sampah yang masih berserakan di pinggir jalan,” tegasnya.

Selain itu, mengenai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di kawasan Jalan Sultan Agung yang mulai dikeluhkan masyarakat karena menimbulkan aroma tak sedap. Instansi terkait ditegaskannya harus mencari solusi agar sampah di TPA tersebut tidak mengganggu masyarakat.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X