TANJUNG REDEB - Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membagikan fasilitas tempat cuci tangan untuk puluhan destinasi wisata. Namun pengadaan tempat cuci tangan yang dikerjakan tahun 2020 itu menjadi sorotan karena tak kunjung dibagikan hingga 2021. Bahkan alat cuci tangan itu sempat menumpuk di salah satu bengkel las di kawasan Jalan Murjani III, Tanjung Redeb.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Masrani, mengakui penyaluran fasilitas cuci tangan tersebut memang terlambat. Sebab pihaknya terkendala anggaran yang baru dicairkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada September 2020 lalu. “Sementara setelah pencairan, kami tidak bisa langsung melakukan pembayaran dan membagi fasilitas cuci tangan itu. Karena harus sosialisasi terlebih dahulu,” jelas Masrani, Kamis (25/3).
Dikatakannya, pembagian fasilitas cuci tangan ini merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19 di lokasi wisata yang ada di Kabupaten Berau. Saat itu pihaknya memesan sebanyak 75 unit dengan total anggaran sebesar Rp 199.320.000. Anggaran itu sudah termasuk biaya pengiriman ke sejumlah lokasi yang tersebar di 13 kecamatan.
Sementara untuk pendanaan, lanjutnya, Pemkab Berau mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui dana hibah. “Kita dapat hibah sebesar Rp 11, 5 miliar yang pencairannya dua tahap. Pencairan pertama 50 persen. Namun karena waktu yang mepet, anggaran yang terpakai hanya sebesar Rp 2,7 miliar. Sisanya terpaksa jadi silpa,” jelasnya.
“Tapi anggaran Rp 2,7 miliar itu sudah termasuk untuk sektor usaha pariwisata seperti hotel dan restoran,” lanjutnya.
Selain masalah anggaran, pihaknya juga terkendala waktu untuk membuat fasilitas cuci tangan tersebut. Dia mengaku memesan alat tersebut pada Oktober 2020 lalu. “Selain waktu yang mepet hanya dua bulan dan harus sosialisasi dulu, penyaluran juga tertunda karena ada staf yang terpapar Covid-19,” jelasnya.
“Tapi sekarang sudah disalurkan semua. Saya meminta maaf apabila penyaluran terlambat, karena waktu yang mepet,” imbuhnya. (hmd/har)