Sistem Penanganan Drainase Belum Tuntas

- Kamis, 1 April 2021 | 20:00 WIB
GENANGAN: Hujan yang mengguyur Kabupaten Berau, Selasa (30/3) lalu membuat sejumlah ruas jalan tergenang. Seperti yang terpantau di ruas Jalan Marsma Iswahyudi, Teluk Bayur.
GENANGAN: Hujan yang mengguyur Kabupaten Berau, Selasa (30/3) lalu membuat sejumlah ruas jalan tergenang. Seperti yang terpantau di ruas Jalan Marsma Iswahyudi, Teluk Bayur.

TANJUNG REDEB – Sejumlah ruas jalan di wilayah Tanjung Redeb dan sekitarnya masih kerap tergenang saat hujan dengan intensitas tinggi. Tidak maksimalnya fungsi drainase akibat sampah maupun sedimen diduga menjadi penyebab genangan itu.

Namun menurut Kepala Seksi Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Helmi, pihaknya memiliki jadwal rutin untuk melakukan pembersihan drainase di wilayah Tanjung Redeb dan sekitarnya. Terkait masih adanya genangan di ruas jalan saat hujan, ia menduga karena infrastruktur yang kurang memadai.

“Kami hanya bertugas membersihkan drainase kalau ada yang tersumbat. Tapi memang saya lihat di beberapa lokasi yang kerap tergenang itu drainasenya  kecil,” jelas Helmi, Rabu (31/3).

Dikatakannya, meski memiliki jadwal rutin membersihkan drainase yang tersumbat sampah atau sedimen, namun pihaknya masih terkendala kurangnya petugas dan alat. Diakuinya, untuk memudahkan pembersihan drainase yang kerap meluap saat hujan, pihaknya membutuhkan ekskavator mini. “Dengan alat itu pembersihan bisa lebih maksimal,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang (DPUPR) Berau, Junaidi mengatakan, ada beberapa faktor munculnya genangan air yang kerap terjadi saat hujan. Diantaranya sistem penanganan drainase belum tuntas. Selain itu aliran primer dan sekunder perlu pembenahan, pembuatan pintu air, serta drainase permukaan tidak maksimal. “Sekarang jika sistem primer, jika air sungai pasang, dan posisi hujan, maka akan sulit membuat ke sungai, akhirnya meluap,” paparnya, kemarin.

Ia melanjutkan, dengan membuat pintu air di aliran primer, tentu bisa genangan air tersebut tidak terjadi. Caranya, jika posisi hujan dan air pasang, maka pintu air akan memompa air di drainase masuk ke sungai, tanpa air sungai masuk ke dalam drainase.

“Contoh di kawasan Jalan Mangga II tanjung Redeb, kan itu ada pintu air primer, jadi tidak tergenang,” ucapnya.

Diakuinya, pembenahan drainase yang sudah ada saat ini sudah bagus. Namun ada beberapa pembenahan yang harus dilakukan. Salah satunya pembuatan pintu air. “Itu yang akan kami usulkan,” pungkasnya.

Sementara itu, persoalan genangan di sejumlah ruas jalan jadi perhatian serius Wakil Ketua Komisi III DPRD Berau, Wendi Lie Jaya. Dia mengungkapkan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan memanggil pihak terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), dan DLHK untuk membahas persoalan ini. “Itu kan sudah ada pembenahan drainase. Kok masih ada ruas jalan yang tergenang,” katanya.

Dia menambahkan, anggaran yang keluar cukup besar untuk pembenahan drainase. Namun jika tidak berfungsi, tentu tidak memberi manfaat untuk masyarakat luas. (hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Warga Kuaro Terima 523 Sertifikat Program PTSL

Sabtu, 27 April 2024 | 11:30 WIB

Dishub PPU Desak Pemprov Bangun Terminal Tipe B

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB
X