TANJUNG REDEB – Pandemi Covid-19 dianggap Ketua RT 7, Kelurahan Tanjung Redeb, Sukadi, membuat antusias warganya dalam mengelola Kampung Ekologi menurun. Akibatnya, aktivitas pemeliharaan pun menjadi terhenti untuk sementara.
Ditemui awak media ini di kediamannya, Sukadi mengatakan, kegiatan di Kampung Ekologi saat ini masih terhenti. Karena banyak warganya yang memilih untuk menghabiskan waktu di rumah. Di sisi lain, dirinya tidak bisa memaksa warganya untuk mengelola kebun-kebun yang sudah ada. Karena rentan penularan Covid-19, apabila dilakukan beramai-ramai.
"Setelah ada pandemi, jadi kurang terawat (Kampung Ekologi, red). Bahkan sampai sekarang tanaman yang ada belum sempat untuk dipanen," ujarnya kepada Berau Post, Rabu (7/4).
Selain itu, lahan yang digunakan pun ada kemungkinan bakal digunakan kembali pemiliknya. Sehingga diperlukan solusi lain terkait lahan, agar tanaman yang ada bisa dipindahkan.
"Ya, karena lahan yang sekarang kami pinjam punya warga, seandainya ada lahan sendiri lebih enak," ucapnya.
Ke depannya, ia berharap ada solusi dari pihak kelurahan, untuk membantu mengatasi persoalan lahan di Kampung Ekologi. "Jadi kami berharap pihak kelurahan mau membantu menyediakan lahan," harapnya.
Lanjut Sukadi, mengenai dana yang digunakan untuk pengembangan tanaman, ia menyebut berasal dari dana RT dan dana mandiri warga. Sementara itu, pihak Kelurahan Tanjung Redeb turut memberikan dukungan.
"Warga membantu secara mandiri untuk membeli tumbuhan-tumbuhan yang ada," katanya.
Dengan adanya tren penurunan kasus Covid-19 saat ini, Sukadi berencana untuk melanjutkan kembali pemeliharaan Kampung Ekologi. Namun akan dilakukan setelah Bulan Puasa.
"Iya sembari menunggu redanya kasus Covid-19, mungkin setelah Ramadan kami akan lanjutkan lagi," tandas Sukadi. (*/mbc/arp)