Jaga Etika dan Adab Berpuasa

- Selasa, 13 April 2021 | 19:35 WIB
Ustad Abu El Khair
Ustad Abu El Khair

Bulan suci Ramadan telah tiba. Bulan yang paling ditunggu ini selalu disambut penuh suka cita oleh umat Islam. Umat Muslim mulai mempersiapkan segalanya. Apalagi puasa Ramadah tahun ini masih dilaksanakan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

----

Namun perlu diketahui masyarakat, terdapat adab dan etika dalam berpuasa Ramadan. Seperti yang diungkapkan Ustaz Abu El Khair saat berbincang dengan Berau Post, kemarin (12/4).  Ia menyampaikan, seperti diketahui bersama bahwa Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Diriwayatkan suatu ketika Baginda Rasullah SAW menyampaikan kepada para sahabatnya, beliau bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadan. Bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa pada-Nya. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1.000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalang (dari rahmat Allah” (HR. Ahmad).

Ustaz Abu El Khair mengatakan, hadis tersebut kata para ulama menjelaskan bahwa sebagai seorang mu’minagar bergembira menyambut dengan datangnya bulan Ramadan. Bagaimana tidak bergembira, karena Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah. “Bulan yang semua ibadah dilipatgandakan pahalanya, doa-doa diijabah, bahkan diam dan tidurnya pun bernilai ibadah,” ucapnya.

Namun, dia mengingatkan umat muslim untuk jangan terlalu bergembira di dunia, tapi lupa akan akhirat. Jangan hanya bergembira menyambut bulan Ramadan, namun lupa beribadah di bulan lainnya. Sesungguhnya hal tersebut bisa membuat manusia merugi. Ketika mendapatkan sesuatu dari dunia, dan tidak bergembira dengan perkara akhirat padahal ia mengetahui kehidupan dunia hanya perhiasan. Firman Allah: “Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat”. (QS.Ar-ra’d26).

Dan ironisnya lagi, lanjutnya, manusia tidak mengetahui apakah yang  didapatkannya dari dunia itu membawa keberuntungan dan keselamatan, atau malah sebaliknya membuat jauh dan lalai serta lupa dari Tuhan dan kebaikan. Oleh karenanya terkadang ketika mendapatkan dunia, manusia menjadi lupa, lalai setelah diperingatkan, akibatnya azab Allah SWT atas mereka dan itulah yang Allah beritahukan kepada hambanya sebagai mana firmannya “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (QS  Al-an’am 44).

“Bergembira dengan datangnya Ramadan merupakan bagian dari perkara akhirat yang berarti gembira dengan kitab Allah, gembira dengan zikir atau mengingat Allah, gembira dengan karunia dan rahmat Allah, maka kegembiraan seperti ini akan kekal sampai akhirat kelak, dan insyaAllah termasuk bagian dari ibadah yang memang Allah perintahkan,” jelasnya.

 

Ustaz Abu El Khair melanjutkan, perlu diketahui dalam pelaksanaan ibadah di bulan Ramadan terlebih ibadah puasa hendak mengetahui adab dan etika baik dhohir maupun batin dalam berpuasa . Sebagaimana yang disebutkan dan dijelaskan oleh para ulama sesuai tuntunan hadis dari Nabi. Seperti Al-Imam Hujjatulislam Abu Hamidal-Ghazali, disebutkan dalam kitab Mau’idzatulmu’minimn Min Ihyaulumuddinoleh Syekh Jamaluddin Ibni Muhammadal-Qosimiyra setidaknya ada 6 perkara dari syarat atau adab-adab bathiniyah yang perlu diperhatikan agar ibadah puasanya diterima. Yakni memelihara mata atau pandangan.

Ketika berpuasa hendaknya memelihara pandangan dari hal atau perkara yang dicela dan dibenci yang berakibat menyibukkan hati dan membuatnya lupa serta lalai dari mengingat Allah SWT apalagi memandang kepada yang haramkan.

Ia melanjutkan, yang kedua adalah menjaga lisan. Karena, dalam pelaksanaan ibadah puasa, di samping menjaga penglihatan mata juga menjaga lidah dari berkata jelek seperti berbohong atau dusta, gibah, adu domba, mencela dan perbantahan.

“Menjaga mata dan lisan dalam berpuasa terkadang sulit dilakukan. Namun, harus yakin dengan niat tulus, insyaAllah berkah,” ujarnya.

Yang ketiga, Ustaz Abu El Khair mengatakan, adalah memelihara telinga. Seperti halnya mata dan lidah, telinga hendaknya dipelihara dari mendengarkan yang dilarang oleh agama bahkan dalam Alquran Allah SWT menyertakan, menyamakan antara pendengar dusta dengan pemakan yang haram. Kemudian, memelihara anggota tubuh dari melakukan dosa. Dalam artian anggota tubuh selain di atas seperti tangan, kaki, perut, mulut dan lainnya, hendaknya dijaga.

“Nabi menyampaikan berapa banyak orang yang berpuasa dia tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja,” ucapnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X