Dua Orang Utan Dilatih di BORA

- Selasa, 13 April 2021 | 20:32 WIB
LEPASLIARKAN: Dua orang utan akan dilatih lebih dulu sebelum dilepasliarkan.
LEPASLIARKAN: Dua orang utan akan dilatih lebih dulu sebelum dilepasliarkan.

TANJUNG REDEB - Dua individu orangutan rehabilitasi Wildlife Rescue Centre (WRC) yang berlokasi di Kulonprogo, Yogyakarta tiba di Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA), Sabtu (10/4).

Keduanya telah menempuh perjalanan dari Jogjakarta sejak Kamis (8/4) lalu. Sebelumnya telah dilakukan persiapan baik administrasi, tes kesehatan yang dilakukan bersama dengan mitra Wildlife Rescue Centre (WRC) Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) dan Centre for Orangutan Protection (COP) untuk memastikan kesiapan satwa.

Setelah proses persiapan rampung, selanjutnya dipersiapkan untuk proses pengangkutan menuju lokasi translokasi. Proses translokasi kedua orang utan tersebut dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Balikpapan menuju Berau.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jogjakarta M Wahyudi, menyambut gembira proses translokasi satwa ini. Besar harapannya satwa yang ditranslokasi bisa segera dilepasliarkan di habitatnya.

“Terima kasih kepada para tim yang sudah mendukung kami dalam melakukan pengiriman dua individu orang utan ini,” ujarnya.

Sementara, Manajer Wildlife Rescue Centre, Reza Dwi Kurniawan menjelaskan,  Ucokwati (nama orang utan) sebelumnya dievakuasi oleh BKSDA Jawa Tengah bersama COP dari sebuah restoran di Solo pada Oktober 2011 silam.

“Waktu itu Ucokwati bersama dengan satu orang utan lagi bernama Joko. Karena keterbatasan fasilitas kandang di WRC Jogjakarta, kami menyatukan mereka dalam satu kandang dan Ucokwati hamil tidak lama kemudian. Mungil merupakan anak dari Ucokwati yang lahir pada tahun 2013,” kata Reza.

Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Nur Patria Kurniawan menyebut, pelepasliaran merupakan tahapan penting dari semua proses rehabilitasi satwa liar. Hal tersebut merupakan komitmen dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Direktorat Jenderal KSDAE beserta jajarannya untuk mewujudkan kelestarian orang utan Kalimantan di habitat alaminya.

“Kami juga sangat mengapresiasi kerja keras rekan-rekan di lapangan mulai dari proses penanganan di bandara sampai dengan tibanya kedua orang utan tersebut di lokasi Pusat Rehabilitasi Orangutan BORA serta dukungan dari mitra yaitu COP,” sebutnya.

Ditambahkan, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Kaltim Dheny Mardiono, ini adalah bukti nyata kita untuk pelestarian satwa liar. Karena satwa liar harus kembali ke alam. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan translokasi orang utan dari BKSDA Jogjakarta ke BKSDA Kaltim,” ungkap Dheny Mardiono.

Selanjutnya, setelah diobservasi oleh tim medis dan perawat satwa, keduanya akan dimasukkan dalam program rehabilitasi.“Kedua orang utan tersebut dikenal sangat agresif terhadap manusia, dan ini poin yang bagus. Selanjutnya, tugas perawat satwa untuk menstimulasi keduanya untuk mendapatkan insting liar dengan bergabung ke sekolah hutan dan mendapat kesempatan mengeksplorasi diri di pulau pra pelepasliaran,” tutur Manajer BORA Widi Nursanti. (aky/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X