Istikamah Jalankan 10 Sunah

- Senin, 19 April 2021 | 20:07 WIB
Mulyadi
Mulyadi

Ramadan bulan penuh berkah dan magfirah. Bulan di mana Allah SWT akan melipatgandakan pahala dari setiap ibadah yang dilakukan. Bahkan ibadah sunah akan berganjar seperti pahala wajib hingga berlipat ganda.

///

DIPAPARKAN Ustaz Mulyadi, sahur menjadi salah satu sunah yang ada di bulan Ramadan. Dirinya pun ingin berbagi pengetahuan mengenai adab berbuka dan sahur dalam puasa Ramadan.

Dikatakan, kesempatan emas ini jangan sampai dilewatkan begitu saja. Orang mukmin sejati dan cerdas, akan mengambil kesempatan emas ini dengan berusaha semaksimal mungkin untuk mengisi Ramadan dengan perkara-perkara yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Dan di antaranya adalah yang tercantum di dalam “Nihayah Al Zainfi Irsyad Al mubtadi’in. Bahwa ada sepuluh amalan Sunah yang harus kita perhatikan saat berpuasa.

Pertama, makan sahur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang artinya bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan (HR.Al-Bukhari).

Aktivitas sahur sendiri akan tercapai dengan menyantap sesuatu, walaupun hanya sedikit atau hanya seteguk air, serta baik juga dengan kurma. Waktunya adalah selepas tengah malam. Utamanya di akhiran selama tidak sampai waktu yang diragukan.

Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda yang artinya, umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka (HR. Ahmad).

“Nah, dalam sahur itu ada adabnya juga, kapan waktu yang pas. Kapan harus berhenti melaksanakan sahur, bahkan sahur pun akan mendapatkan pahala,” paparnya.

Ia melanjutkan, perkara yang kedua, yakni menyegerakan berbuka sebelum salat Magrib. Namun itu tentu dilakukan setelah yakin masuk waktu Magrib. Berdasarkan hadis di atas. Saat berbuka, sunahnya berbuka dengan kurma. Jika tidak ada, hendaknya dengan air, sesuai hadis Nabi Muhammad SAW yang bersabda: jika salah seorang berpuasa hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab air itu menyucikan (HR.Abu Daud).

Ustaz Mulyadi mengatakan, urutan pertama sebaiknya dengan kurma basah jika ada. Jika tidak, maka dengan kurma kering. Jika tidak ada juga, maka dengan air. Sebab, sebuah riwayat menyebutkan, sebelum salat Magrib, Rasulullah SAW selalu berbuka dengan kurma basah. Jika tidak ada beliau berbuka dengan kurma kering, jika tidak ada beliau berbuka dengan air putih.

“Bagaimana seandainya jika tidak ada kurma dan air, maka digantikan yang semisalnya seperti madu dan susu, maka dahulukanlah madu walaupun sama-sama manis,” ujarnya.

Kemudian ia melanjutkan, dalam Ramadan lebih baik diisi dengan membaca doa yang ma'tsur sebelum atau setelah berbuka. Keempat, mandi besar dari junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar, agar bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar. Kendati tidak tersedia mandi seluruh tubuh sebelum fajar, hendaknya mencuci bagian-bagian tersebut (yang sekiranya rawan masuk air) disertai dengan niat mandi besar.

“Dikhawatirkan, jika sudah memasuki fajar, dan belum mandi junub, bisa membatalkan puasa,” jelasnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

APEM Dukung Penertiban, Keringanan Sudah Cukup

Sabtu, 27 April 2024 | 11:55 WIB

Warga Kuaro Terima 523 Sertifikat Program PTSL

Sabtu, 27 April 2024 | 11:30 WIB

Dishub PPU Desak Pemprov Bangun Terminal Tipe B

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB
X