Puasa menurut syariat Islam artinya menahan diri dari makan, minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengisi waktu selama puasa Ramadan, juga dianjurkan membaca melakukan sunah-sunah untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.
Bulan Ramadan adalah bulan yang khusus dan Allah berikan sebagai salah bentuk kenikmatan bagi umat manusia. Di bulan ini, segala macam pahala dilipatgandakan. Selain itu, Allah SWT juga memberikan perintah untuk menahan hawa nafsu selama Ramadan dengan menahan haus, lapar, dahaga, emosi, dan dorongan seksual.
Menahan hawa nafsu memang bukan perkara yang mudah. Untuk itu, Allah berikan bulan Ramadan sebagai bentuk pelatihan agar umat Islam bisa melatih mengendalikan diri, mengendalikan hawa nafsunya, dan mengisinya dengan nilai-nilai Islam dan ibadah yang intensif.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Berau, Syarifudin Israil mengatakan, umat Muslim sudah menjalani ibadah puasa selama 12 hari. Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa hingga saat ini sudah melakukan kewajibannya. “Jadi secara tidak langsung yang sudah menjalankan ibadah puasa, dia juga sudah menjaga hawa nafsunya masing-masing,” kata Syarifudin.
Agar bisa lebih kuat dan tidak terpengaruh oleh hawa nafsu, kata Syarifudin, maka jangan lakukan hal-hal yang bisa mengundang hal tersebut terjadi. Salah satu cara agar tidak tergoda adalah dengan selalu beristigfar dan mengingat Allah, serta memperbanyak membaca ayat-ayat suci Alquran. “Selalu ingat dengan Allah dan membaca Alquran setelah salat. InsyaAllah kita bisa terhindar dari yang namanya hawa nafsu yang berlebihan, meski itu adalah hal yang memang sering terjadi pada manusia,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan, bertawakal dan selalu mengingat Allah SWT tidak hanya untuk menahan hawa nafsu, tetapi juga akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Dalam bulan Ramadan, kata dia, Allah SWT telah melipat gandakan pahala yang dilakukan oleh umatnya. Jangankan di bulan Ramadan, di hari biasa, Allah SWT mengatakan di dalam Alquran akan mendapatkan 700 kali lipat jika umatnya melakukan ibadah sesuai ajarannya. “Jadi janganlah kita ragukan lagi bahwa di bulan yang suci ini semua hal yang baik bisa dilipat gandakan pahala kita semua,” jelasnya.
Sedangkan di Bulan Ramadan dalam suatu waktu ada yang namanya Lailatul Qadar yang mana diketahui adalah pahala yang lebih besar daripada seribu bulan. “Kita bayangkan jika beribadah dan beramal di Bulan Ramadan dan kita mendapatkan Lailatul Qadar, perlu diketahui seribu bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan,” jelasnya.
Bukan hanya itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Berau (UMB) itu menyampaikan, seperti diketahui bersama bahwa Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Diriwayatkan suatu ketika Baginda Rasullah SAW menyampaikan kepada para sahabatnya, beliau bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadan. Bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa pada-Nya. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1.000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalang,” imbuhnya.
Ketika berpuasa hendaknya memelihara pandangan dari hal atau perkara yang dicela dan dibenci yang berakibat menyibukkan hati dan membuatnya lupa serta lalai dari mengingat Allah SWT apalagi memandang kepada yang haramkan. Ia melanjutkan, yang kedua adalah menjaga lisan. Karena, dalam pelaksanaan ibadah puasa, di samping menjaga penglihatan mata juga menjaga lidah dari berkata jelek seperti berbohong atau dusta, gibah, adu domba, mencela dan perbantahan. “Menjaga mata dan lisan dalam berpuasa terkadang sulit dilakukan. Namun, harus yakin dengan niat tulus, insyaAllah berkah,” tandasnya (aky/har)
