TANJUNG REDEB – Keberadaan Pasar Ramadan di berbagai penjuru Berau, memberi berkah tersendiri bagi masyarakat.
Selain untuk memudahkan masyarakat yang berpuasa mencari takjil untuk berbuka, sebagian pedagang juga ada yang sukses menjadikannya sebagai ‘ladang’ rupiah.
Salah satunya Iin Parlina. Warga Kecamatan Sambaliung yang sejak 2004 menjadi penghuni tetap Pasar Ramadan di Masjid Agung Baitul Hikmah.
Iin yang kesehariannya hanya ibu rumah tangga, memang selalu menunggu datangnya bulan penuh berkah ini. Sebab, dirinya sudah merasakan besarnya omzet dari hasil penjualan takjil yang dijajakannya di halaman masjid yang berada di Jalan APT Pranoto, Tanjung Redeb.
Bahkan sang suami yang kesehariannya adalah sopir angkutan antarkabupaten, dipaksa untuk berhenti sejenak guna membantunya berjualan di Masjid Agung.
“Karena yang didapat di sini (berjualan takjil) lebih besar. Sehari bisa dapat Rp 10 juta hingga Rp 15 juta,” ujar Bahri, suami Iin Parlina.
“Jadi kalau bulan puasa seperti ini, saya tidak bawa mobil dulu,” sambungnya.
Menurut Iin, dukungan dari sang suami juga yang memberikan berkah bagi usahanya. Dirinya pun sangat bersyukur, bisa membagi rezeki lebih yang didapatkannya di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19. Sebab kini, dirinya bisa mempekerjakan beberapa orang, untuk membantu usaha musimannya ini.
"Dulu hanya berdua dengan suami, kini alhamdulillah bisa mempekerjakan tetangga dan keluarga. Saat ini saya dibantu 13 karyawan karena kue yang dibuat juga cukup banyak. Setidaknya berbagi rezeki kita di bulan Ramadan," tutur Iin.
"Omzet besar karena produksinya juga lumayan," sambungnya.
Produksi pembuatan kue usaha rumahan Iin cukup besar. Bahan yang dibutuhkan juga sangat banyak, hingga menghabiskan puluhan kilogram tepung terigu dan gula pasir setiap hari.
Takjil yang dijual adalah aneka kue basah dan gorengan. "Harganya mulai Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu per porsinya," katanya. (aky/udi)