Tingkatkan Ibadah di Tiga Fase Ramadan

- Minggu, 2 Mei 2021 | 20:54 WIB
Sulaiman Anwar
Sulaiman Anwar

Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah.  Bulan Ramadan memiliki banyak kelebihan dibanding dengan sebelas bulan lainnya. Ibadah umat Islam di bulan Ramadan ini akan diganjar pahala yang berlipat dan Allah SWT juga memberikan kesempatan untuk melakukan banyak amalan kepada-Nya siang hingga malam.

 

Mengisi bulan Ramadhan, selain membaca Alquran, dapat pula dengan membaca doa yang bisa dibaca tiap hari dari hari pertama Bulan Ramadan hingga hari ke 10. Namun banyak pula amalan yang dapat dilakukan dalam mengisi tiga fase di bulan Ramadan. 

Seperti dijelaskan oleh Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Berau, Sulaiman Anwar. Ia menerangkan, kewajiban sebagai umat muslim yaitu melaksanakan salat 5 (lima) waktu, kemudian juga berpuasa pada bulan Ramadan. dirinya juga menyampaikan tentang hikmah dan keutamaan berpuasa selama bulan Ramadan. Ia menerangkan selama 30 hari puasa di bulan Ramadan, ada tiga fase yang dilalui yang dibagi dalam 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga. Setiap fase tersebut mempunyai banyak keutamaannya.

Dijelaskannya tentang keutamaan 10 hari pertama puasa di bulan Ramadan. Pada fase ini akan menjadi hari yang paling sulit dan memiliki banyak keutamaan lantaran dibutuhkan adaptasi dan penyesuaian diri yang baik. Fase 10 hari pertama Ramadan memang merupakan fase terberat dan tersulit, karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga magrib.

“Sepuluh hari pertama adalah fase rahmat. Ini fase yang berat. Menghadapi fase perubahan kebiasaan diri. Ini sebagai ujian terberat dalam mencapai suatu ketakwaan, namun paling banyak mendapatkan pahala. Pada fase ini dibukakan pintu rahmat yang seluas-luasnya. Jadi kita harus berlomba-lomba berbuat kebaikan. Dalam firman Allah pada QS. Al-zalzalah ayat 7. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan,” jelasnya.

Ada keutamaan yang berlimpah diberikan oleh Allah SWT pada 10 hari pertama bulan Ramadan. "Seperti diketahui, tidak hanya tubuh saja yang melakukan adaptasi, pada fase 10 hari pertama Ramadan. Banyak persoalan yang harus dihadapi dengan proses beradaptasi atau penyesuaian. Siapa yang mampu melewati ini? Hanya orang yang benar-benar sabar dan niat beribadahlah yang mampu melewatinya,” jelas dia.

Sepuluh hari kedua adalah fase Maghfiroh (ampunan). Nabi Muhammad SAW menyampaikan, di 10 hari kedua Ramadan supaya kita mengejar ampunan dari Allah SWT. Maghfiroh itu diberikan khusus di waktu tersebut demi keselamatan orang yang berpuasa dari dosa-dosa yang telah dilakukannya sebagai bentuk kasih sayang Allah. Maka, sungguh merugi kepada mereka yang hingga memasuki sisa waktu terakhir di 10 hari kedua Ramadan tidak memiliki keinginan kuat menyambut tawaran ampunan Allah. Di dalam Surah Ali `Imran: 133 dijelaskan, "dan bersegeralah kamu menuju ampunan (maghfiroh) Tuhanmu." Imbuh dia.

Sepuluh hari akhir Ramadan sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: “Adalah bulan Ramadan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfiroh dan akhirnya pembebasan dari api neraka”. Sepuluh terakhir ini merupakan penutupan bulan Ramadan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannya atau akhirnya. Sepuluh akhir Ramadan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir. 

Sulaiman Anwar juga menjelaskan, dalam sepuluh hari terakhir Ramadan diduga turunnya Lailatul Qadar. Karena Lailatul Qadar bisa juga turun pada bulan Ramadan secara keseluruhan. Bulan Ramadan adalah bulan diturunkan di dalamnya Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Alquran dan hadis sahih menunjukkan bahwa Lailatul Qadar itu turun di bulan Ramadan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadan.

“Puasa tidak hanya menahan diri dari hawa nafsu. Namun juga menahan pikiran, hati dan pancaindra dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa. mendengar, membaca, dan mengamalkan Alquran tentu akan menjadi syafaat. Bulan puasa adalah ladang untuk menanam dan memanen kebaikan,” tutupnya (aky)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X