Makna Nuzulul Quran dan Keutamaannya

- Selasa, 4 Mei 2021 | 20:19 WIB
Ustaz Achmad Riva’i
Ustaz Achmad Riva’i

Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya Alquran pada malam 17 Ramadan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada momen istimewa ini, umat Muslim dapat memanfaatkannya untuk memperbanyak amal ibadah, mengingat terdapat banyak keutamaan pada malam Nuzulul Quran dan ada amalan-amalan yang disunahkan.

--

USTAZ Achmad Riva’i menjelaskan, setiap Ramadan kaum Muslim biasa menyelenggarakan peringatan Nuzulul Quran. Berbagai acara dilakukan untuk mengingatkan kembali kepada pentingnya Alquran sebagai pedoman hidup manusia akhir zaman.

Menurut Ustaz Riva’i, peristiwa Nuzulul Quran adalah peristiwa dahsyat. Mengapa? Perhatikan firman Allah SWT yang artinya: Andai Alquran ini Kami turunkan di atas gunung, kamu (Muhammad) pasti menyaksikan gunung itu tunduk dan pecah berkeping-keping karena takut kepada Allah. Perumpamaan itu kami buat untuk manusia agar mereka mau berpikir (TQS al-Hasyr [59]: 21).

Imam ath-Thabari menafsirkan ayat ini dengan menyatakan. Allah SWT yang maha Agung berfirman, Andai Kami menurunkan Alquran kepada sebuah gunung, sementara gunung itu berupa sekumpulan bebatuan, pasti engkau akan melihat, wahai Muhammad, gunung itu sangat takut Allah mengatakan, Gunung itu tunduk dan terpecah-belah karena begitu takutnya kepada Allah meskipun gunung itu (bebatuan) amat keras”. Tidak lain karena gunung tersebut sangat khawatir tidak sanggup menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan atas dirinya, yakni mengagungkan Alquran (Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an, 23/300).

Adapun  Imam al-Baidhawi menafsirkan ayat ini dengan menyatakan, Andai kami (Allah SWT) menciptakan akal dan perasaan pada gunung, sebagaimana yang telah kami ciptakan pada diri manusia, kemudian kami menurunkan Alquran di atasnya, dengan konsekuensi pahala dan siksa, sungguh gunung itu akan tunduk, patuh dan hancur berkeping-keping karena takut kepada Allah SWT. Ayat ini merupakan gambaran betapa besarnya kehebatan dan pengaruh Alquran” (Al-Baidhawi, Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil, 3/479).

Karena itulah, menurut Abu Hayan al-Andalusi, ayat tersebut merupakan celaan kepada manusia yang keras hati dan perasaannya tidak terpengaruh sedikit pun oleh Alquran. Padahal jika gunung yang tegak dan kokoh saja pasti tunduk dan patuh pada Alquran, sejatinya manusia lebih layak untuk tunduk dan patuh. (Abu Hayan al-Andalusi, Bahr al-Muhîth, 8/251).

“Pada intinya adalah Alquran sebagai pedoman kita dalam hidup dan mengambil tindakan selama di dunia ini,”  jelas staz Riva’i,

Dikatakannya, apa yang dinyatakan oleh Abu Hayan al-Andalusi ini justru banyak terjadi saat ini. Banyak manusia tidak tunduk dan patuh pada Alquran. Banyak manusia yang bahkan tidak bergetar saat Alquran dibacakan. Boleh jadi hal itu karena banyak hati manusia yang sudah mengeras. Bahkan lebih keras dari batu. “Tak sedikit pun terpengaruh oleh bacaan Alquran. Apalagi tergerak untuk mengamalkan isinya dan menerapkan hukum-hukumnya. Padahal setiap tahun Nuzulul Quran diperingati. Bahkan setiap hari mungkin Alquran sering dibaca atau diperdengarkan,” jelasnya.

Jika demikian keadaannya, Allah SWT sungguh telah mengingatkan kita: “Tidakkah mereka memperhatikan Alquran ataukah hati mereka telah terkunci? (TQS Muhammad [47]: 24).

Artinya, menurut Imam as-Samaqandi, Apakah mereka tidak mendengarkan Alquran tidak mengambil pelajaran dari Alquran dan tidak memikirkan apa yang telah Allah SWT turunkan dalam Alquran berupa janji dan ancamannya serta banyaknya keajaiban di dalamnya sehingga dengan itu mereka paham bahwa Alquran benar-benar dari sisi Allah ataukah kalbu-kalbu mereka telah tertutup?” (As-Samarqandi, Bahr al-’Ulum, 4/156).

“Alquran sejatinya Allah SWT turunkan agar menjadi rahmat bagi manusia (Lihat: QS Fushilat [41]: 2-3). Dan itu hanya bisa terwujud jika seruan-seruannya dipenuhi oleh manusia. Allah janjikan keberkahan,”

Alquran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati. Karena itu ikutilah kitab tersebut dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat (TQS al-An‘am [6]: 155).

Seruan-seruan Alquran setidaknya memiliki dua aspek, yakni aspek ruhiyah (spiritual) dan aspek siyasiyah (politik).

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB
X