164 Rumah di Kampung Talisayan Belum Punya Jamban Sehat, Hanya 2 Warga yang Bisa Dibantu

- Jumat, 7 Mei 2021 | 20:30 WIB
PERMUKIMAN: Mayoritas warga Kampung Talisayan yang tinggal di atas air belum memiliki jamban sehat.
PERMUKIMAN: Mayoritas warga Kampung Talisayan yang tinggal di atas air belum memiliki jamban sehat.

TALISAYAN – Mayoritas warga Kampung Talisayan yang tinggal di atas sungai atau laut, belum memiliki jamban sehat atau kategori open defecation free (ODF). Kepala Kampung Talisayan, Rachmat Setyawan mengatakan, saat ini ada 164 rumah yang masih belum ODF dan rata-rata bermukiman di area hijau. Lokasi permukiman berada di pinggir sungai maupun bibir pantai.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya telah melakukan imbauan kepada masyarakat. Sekaligus menjalankan program bantuan masyarakat berupa mandi, cuci dan kakus (MCK).

"Kami akan lakukan secara bertahap. Kemarin kami sudah memprogramkan pengadaan 15 MCK untuk warga yang belum ODF," katanya. Tetapi, karena letak kondisi geografis tidak memungkinkan untuk pembuatan toilet sehat secara permanen. Sehingga program tersebut belum dapat dijalankan secara maksimal.

"Jadi di antara 164 rumah tersebut, ternyata hanya ada 2 warga yang dapat diakomodir untuk pembuatan MCK. Lantaran letak rumah mereka ada di daratan," ujarnya.

Selain itu, beberapa tahun lalu ia menyebut telah ada program pemasangan komunal atau penampung tinja menggunakan tank rumah warga yang bermukim di atas air. Tetapi, karena komunal tersebut tidak dapat berfungsi secara maksimal, akhirnya masyarakat tidak menggunakannya.

Di sisi lain, untuk membuat konstruksi bangunan toilet dengan kondisi letak geografis permukiman di atas air. Menurutnya akan membutuhkan biaya besar. Serta juga membutuhkan perencanaan yang matang, karena kondisi yang tidak memungkinkan.

"Kami sudah berupaya mengimbau, bagi yang mampu sekiranya dapat membuat WC yang layak. Sementara bagi yang tidak mampu, mungkin dapat dibantu pengadaan kloset atau gentong saja,” ucapnya.

“Dan kalau secara keseluruhan, itu tidak mungkin dapat kami akomodir semua," sambung Rachmat.

Lebih lanjut, untuk bantuan pengadaan kloset atau gentong, juga membutuhkan proses. Sebab, ia mengungkapkan, selama ini masyarakat sudah kebiasaan membuang tinja secara langsung di sungai maupun laut.

"Namun kami terus berupaya menuntaskannya secara bertahap," pungkasnya. (*/uga/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X