Akui Penanganan Belum Maksimal

- Jumat, 21 Mei 2021 | 19:52 WIB
RELOKASI: Wakil Bupati Berau, Gamalis, meminta warga merelokasi rumah yang berada di pinggir sungai untuk menghindari dampak banjir akibat meluapnya air sungai.
RELOKASI: Wakil Bupati Berau, Gamalis, meminta warga merelokasi rumah yang berada di pinggir sungai untuk menghindari dampak banjir akibat meluapnya air sungai.

TANJUNG REDEB - Penanganan bencana banjir di beberapa kampung jadi perhatian pemkab Berau. Namun, keterbatasan anggaran jadi kendala, sehingga penganan belum maksimal.

Karena itu, Wakil Bupati Berau, Gamalis, berharap warga yang tinggal di bantaran Sungai Kelay bisa merelokasi rumah mereka ke arah darat, agar terhindar dari banjir tahunan itu. Gamalis mengakui, saat ini penanganan memang belum bisa dilakukan maksimal karena anggaran yang terbatas. Namun, ia berterima kasih kepada seluruh masyarakat Berau dan pihak ketiga yang turun langsung memberikan bantuan kepada korban yang terdampak banjir.

“Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, saya berharap agar masyarakat bisa pindah dari lokasi lama mengarah ke lokasi darat,” katanya, Kamis (20/5).

Untuk saat ini, lanjut Gamalis, jika melakukan evakuasi sudah terlambat, karena air sudah surut. Tapi menurutnya, meskipun air surut, tidak menutup kemungkinan air akan kembali naik mengingat curah hujan di kawasan hulu masih cukup tinggi.

“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Berau, bagaimana solusinya agar warga yang terdampak banjir tersebut bisa bergeser dari bantaran sungai,” paparnya.

Gamalis mengatakan, saat menggelar rapat dengan para camat dan kepala kampung, ada harapan dari para kepala kampung agar satu kampung memiliki satu atau dua rumah pengungsi. Dalam artian, jika terjadi banjir, maka warga akan mengungsi di rumah tersebut.

“Tapi itu tidak harus dibangunkan. Karena sudah ada balai adat yang tidak terdampak banjir. Lokasinya tidak terlalu jauh. Itu bisa dimanfaatkan. Badan jalan juga sudah harus ditinggikan, mengantisipasi level air yang terus naik. Itu juga bisa sebagai jalan evakuasi," katanya.

Ia melanjutkan, dahulu memang masyarakat memilih tinggal di bantaran sungai, karena akses satu-satunya masyarakat adalah perahu. Namun seiring perkembangan zaman, akses menuju ke kampung-kampung rata-rata sudah bisa dilalui melalui jalur darat. “Dulu itu menggunakan perahu. Kalau sekarang kan tidak lagi,” ujar Gamalis.

Ia melanjutkan, memang ada yang berpikiran jika tanah terkena banjir akan subur. Tapi menurut Gamalis, mindset masyarakat itu harus diubah agar jangan membangun rumah di pinggir sungai.

“Sedangkan untuk masyarakat yang sudah terlanjur membangun rumah di bantaran sungai, tentu sulit untuk melakukan relokasi. Karena itu kami akan memberikan pemahaman kepada masyarakat,” ujarnya.

Ditegaskan Gamalis, untuk bantuan relokasi, sudah masuk dalam 18 program unggulan bupati dan wakil bupati Berau, melalui program rumah layak huni. “Mungkin bisa masuk ke program itu. Tapi dilihat lagi nanti progresnya," pungkasnya. (hmd/har)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X