Kerap Dianggap Tak Loyal, Kritis untuk Melindungi Atasan

- Senin, 7 Juni 2021 | 19:40 WIB
PENUH KENANGAN: Almarhum Syamsul Abidin (kanan) bersama Edy Djumantara, saat bersantai di kediaman Makmur HAPK di Jalan Mawar, Tanjung Redeb, beberapa waktu lalu.
PENUH KENANGAN: Almarhum Syamsul Abidin (kanan) bersama Edy Djumantara, saat bersantai di kediaman Makmur HAPK di Jalan Mawar, Tanjung Redeb, beberapa waktu lalu.

Sejak berpulangnya Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Berau, Syamsul Abidin, membuat Ketua DPRD Kaltim MakmurHAPK kehilangan salah satu sahabat terbaiknya. Lalu bagaimana sosok almarhum di mata bupati Berau dua periode itu?

ARTA KUSUMA YUNANDA, Tanjung Redeb

SUDAH enam hari sejak Syamsul Abidin mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (1/6) lalu, Makmur masih terniang berbagai kenangan bersama almarhum.

Saat tengah bersantai usai santap siang di kediamannya kemarin (6/6), Makmur kembali bercerita momen-momen kebersamaannya dengan Syamsul Abidin, termasuk mengenai perjalanan karier kepegawaian salah satu putra terbaik Berau tersebut.

Menurut Makmur, Syamsul Abidin adalah salah satu aparatur sipil negara (ASN) terbaik yang dimiliki Pemkab Berau. Makanya, ujar Makmur, almarhum adalah salah satu ASN yang pernah menduduki sekitar delana jabatan eselon IIb. Mulai dari asisten, staf ahli, dan terakhir DPMPTSP.

Bahkan ujar Makmur, Syamsul Abidin sebenarnya sangat layak untuk menduduki posisi sekretaris kabupaten (Sekkab) Berau. Sebab sejak dirinya masih menjabat wakil bupati, hingga menjadi bupati dua periode, nama Syamsul Abidin selalu masuk dalam bursa calon sekkab.

Diceritakannya, pada masa kepemimpinan almarhum Masdjuni dan dirinya sebagai wakil bupati, sempat dilakukan pemilihan sekkab yang melalui tahap seleksi. Saat itu, muncul tiga nama, yakni Ibnu Sina Ashari, Jonie Marhansyah, dan Syamsul Abidin. Di antara tiga nama itu, Syamsul Abidin dianggap paling junior. “Hasil tes almarhum bagus. Cuma karena saat itu beliau paling junior, dan ada juga suara-suara dari kalangan pegawai eselon II lain yang menganggapnya belum layak, makanya almarhum belum dipilih. Karena kariernya masih sangat panjang,” kata Makmur bercerita.

Kebesaran hati dan kesabaran kembali ditunjukkan almarhum saat Ibnu Sina akan pensiun. Makmur yang kala itu sudah menjabat sebagai bupati, kembali membuka tes bagi pejabat eselon IIB untuk menjadi sekretaris kabupaten. Dan lagi-lagi, nama Syamsul Abidin dan Jonie Marhansyah yang masuk dalam penjaringannya. “Nilai almarhum juga sangat tinggi saat itu. Tapi lagi-lagi, karena Pak Jonie kami anggap lebih senior, dan kami perhitungkan bahwa setelah Pak Jonie pensiun, maka itulah saat bagi almarhum untuk menjadi sekda, makanya kami beri pemahaman untuk bersabar dulu, dan almarhum juga memahaminya,” terang Makmur.

Bahkan, setelah prosesi penjaringan Sekkab Berau tersebut, hubungan Makmur dan almarhum semakin dekat. Bukan sekadar sebagai pegawai dan atasannya saja, tapi juga sebagai teman.

Sayangnya, ketika Jonie sudah memasuki masa purna tugas dan Makmur sudah tak lagi menjabat sebagai bupati, Syamsul Abidin kembali kurang beruntung saat mengikuti seleksi pemilihan Sekkab Berau. Padahal dari informasi yang diterimanya, saat mengikuti tes almarhum kembali memperoleh nilai tertinggi.

“Itulah salah satu kehebatan almarhum. Walau dikenal tegas, tapi beliau sangat sabar. Bahkan bisa dikatakan rela berkorban,” terang Makmur.   

Selain dikenal sabar dan mau berkorban, almarhum di mata Makmur adalah figur yang cerdas dan berani menyampaikan pendapatnya walau bertentangan dengan atasannya.

Sebagi bagi almarhum, lanjut Makmur, ketegasan dan keberaniannya untuk menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan pemikiran atasannya, semata-mata untuk kebaikan bupati maupun wakil bupati sebagai atasan, agar kebijakan yang diambil tidak melenceng dari aturan.

“Itulah almarhum. Berani di atas kebenaran,” katanya. Bahkan, lanjut Makmur, pernah almarhum harus dianggap tidak loyal kepada bupati, karena menolak untuk menerbitkan izin perkebunan di atas lahan tambang yang diperintahkan bupati. “Karena almarhum memang tidak mau bupatinya salah mengambil keputusan,” ujarnya. 

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X