Sawit Mulai ‘Geser’ Jagung di Eka Sapta

- Senin, 7 Juni 2021 | 19:54 WIB
BERKURANG: Hasil panen jagung petani di Kampung Eka Sapta mulai berkurang.
BERKURANG: Hasil panen jagung petani di Kampung Eka Sapta mulai berkurang.

TALISAYAN – Hingga kini Kampung Eka Sapta masih menyandang status sebagai kampung dengan produksi jagung terbesar di Bumi Batiwakkal –sebutan Kabupaten Berau.

Sayangnya diakui Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kampung Eka Sapta Ita, hal itu mulai terancam, hasil panen para petani setiap tahunnya pun bukannya bertambah justru semakin turun.

Hal itu disebutnya karena adanya metodologi penanaman tumpang sari, di mana petani tidak hanya menanam jagung saja di lahan miliknya, tapi mencampurnya dengan tanaman sawit.

Nilai jual sawit dan lebih mudahnya untuk dirawat, membuat sudah 50 persen lahan pertanian jagung warga di sana sudah beralih fungsi.

"Karena memang panen sawit dapat dilakukan setiap saat, dan sawit hanya dilakukan satu kali tanam sedangkan jagung hasilnya tidak sebaik tanaman sawit," ungkapnya, Minggu (6/5).

Karena pembagian lahan itu, kini produksi jagung di lahan seluas satu hektare hanya sebanyak 2-3 ton saja, padahal sebelumnya bisa mencapai 5-6 ton.

"Tentu ini akan mengurangi produksi (jagung, red) masyarakat kami setiap tahunnya, apalagi antusias masyarakat dalam melakukan metodologi tanaman tumpang sari itu cukup besar," sebutnya.

Hal ini pun membuat dia khawatir, tanaman sawit akan menjadi pilihan utama masyarakat. "Jika ini terus dibiarkan tanpa solusi, prediksi kami 10 tahun ke depan tanaman jagung di Kampung Eka Sapta sudah tidak ada lagi, sudah digantikan dengan sawit," sebutnya.

Lanjutnya, ada solusi yang sudah coba dia utarakan kepada pemerintah daerah maupun provinsi yakni menyediakan lahan garap khusus pertanian jagung masyarakat, sehingga produktivitas jagung di Kampung Eka Sapta dapat terus terjaga terus menjadi keunggulan pertanian di Kabupaten Berau.

"Kami sudah berupaya mengirimkan proposal ke Dinas Pertanian Kaltim maupun daerah untuk memfasilitasi penyediaan lahan ini, namun hingga saat ini belum ada tanggapan," jelasnya. (*/uga/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X