TANJUNG REDEB - Sejak pertengahan Juni lalu Kabupaten Berau sudah memasuki musim kemarau basah, hal itu diutarakan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumadi.
Jelasnya, kemarau basah ialah musim kering namun masih memiliki potensi hujan namun cukup kecil. Kapasitas hujan pun tergolong ringan, singkat, hanya terjadi hujan lokal. "Hujannya hanya di wilayah tertentu saja, tidak secara luas," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan pihaknya, kemarau basah akan berlangsung hingga akhir Agustus mendatang. Sedangkan di awal September nanti akan memasuki puncak musim kemarau hingga bulan November.
Meski masih masuk fase kemarau basah, pihaknya tetap menghimbau agar masyarakat waspada terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga kebakaran permukiman.
"Masyarakat harus tetap siap siaga dan berhati-hati saat melakukan aktivitas yang berpotensi terjadinya kebakaran," ungkapnya.
Selain itu, kewaspadaan juga harus dilakukan untuk mastarakat yang tinggal di daerah di kawasan pesisir maupun kerap melakukan aktivitas di luat.
Sesekali diperkirakannya akan muncul angin timur yang dapat menimbulkan gelombang yang cukup tinggi. "Sesekali akan terjadi angin di area pesisir dan area perairan," katanya. (*/uga/sam)