SEGAH – Memasuki musim kemarau, berbagai upaya terus dilakukan unsur pemerintahan untuk mencegah terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Khususnya di wilayah Kecamatan Segah.
Tim gabungan pencegahan Karhutla yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polsek Segah, Danramil, serta pemerintah kecamatan terus melakukan sosialisasi. Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Camat Segah, Tri Anggoro.
"Kami terus siap siaga, namun beberapa bulan lalu kami sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya karhutla," katanya.
Ia menerangkan, beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan hotspot di beberapa titik di Kecamatan Segah. Namun karena banyaknya titik hotspot yang jaraknya berjauhan dari posko karhutla, cukup menyulitkan tim dalam proses pemadaman.
"Akhirnya pemadaman kami tidak dapat lakukan secara ekstra," ujarnya. "Karena kebanyakan karhutla yang terjadi itu titiknya cukup jauh dari permukiman warga. Namun saat ada informasi, kami langsung segera menurunkan tim dan berupaya melakukan pemadaman," sambungnya.
Dari 12 titik hotspot terakhir ini, pihaknya bersyukur dapat ditangani dan kebakaran hutan dan lahan tidak terjadi secara meluas.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dikumpulkan, pihaknya menduga ada warga luar Kecamatan Segah yang melakukan pembakaran lahan. Hal itu berdasarkan metode pembakaran yang diterapkan.
“Warga setempat biasanya melakukan pembakaran mulai pagi hari, kemudian sore harinya api sudah padam,” terangnya. "Itu juga merupakan adab dari masyarakat setempat, agar tidak membiarkan api menyala saat malam hari," sambung Tri. Meski begitu, sejauh ini pihaknya belum dapat memastikan pelaku pembakaran hutan dan lahan yang terjadi beberapa hari terakhir ini. "Kami terus berupaya mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, sehingga titik hotspot dapat diminimalisir," pungkasnya. (*/uga/arp)