TANJUNG REDEB – Sepanjang tahun 2020 lalu produktivitas peternakan di Berau mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan data jumlah hewan ternak yang ada di Bumi Batiwakkal-sebutan Berau.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Mustakim menerangkan, jumlah ayam bukan ras pada tahun 2019 mencapai 281.108 ekor, turun menjadi 266.258 ekor pada 2020. Begitu pula pada ayam broiler yang turun signifikan, dari 281.108 ekor menjadi 266.258 ekor di 2020.
Kemudian, jumlah sapi juga turut mengalami penurunan pada tahun 2020. Namun penurunannya tak terlalu signifikan, yaitu berkisar 30 ekor. “Turunnya produktivitas peternakan ini imbas pandemi, sehingga pemasarannya yang cukup berkurang selama pandemi,” katanya.
“Jadi produktivitas juga mengalami penurunan. karena menyesuaikan tingginya konsumsi masyarakat,” sambungnya.
Meski begitu, dirinya menyebut jumlah ayam di peternakan yang ada di Berau sudah sangat cukup untuk beberapa tahun mendatang. Dan tinggal menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
“Jika permintaan tinggi, maka produktivitas juga akan tinggi. Begitupun sebaliknya,” terangnya.
Dijelaskan Mustakim, hewan ternak yang masuk di Kabupaten Berau tidak hanya berasal dari peternak lokal. Melainkan juga ada yang didatangkan dari luar daerah. “Lebih khususnya untuk sapi,” imbuhnya.
Dari data pihaknya, ia menyebut sekitar seribu ekor sapi yang akan didatangkan dari luar daerah setiap tahunnya. Hal ini disebabkan produksi sapi di Berau yang belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di berau.
Karena itu, beberapa upaya dilakukan pihaknya agar produksi sapi ke depannya bisa dipenuhi oleh peternak lokal. Seperti melakukan inseminasi buatan (IB), perencanaan pembuatan kandang mini (Mini Ranch) dan fokus pengembangan pada beberapa sentra peternakan, seperti Talisayan, Batu Putih, dan Biatan.
“Kami terus berusaha meningkatkan jumlah sapi, kambing hingga jagung di pertanian. Karena produktivitas dari ketiga hal tersebut masih perlu ditingkatkan,” tuturnya. (*/adf/arp)