TANJUNG REDEB - Direktur Utama (Dirut) PT Indo Pusaka Berau (IPB) Najemuddin, meninjau langsung penyelesaian proses pemeliharaan jangka panjang mesin unit 1 di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati, di Kampung Sambakungan, Kecamatan Gunung Tabur.
Kegiatan itu dilakukan guna memastikan semua proses pemeliharaan telah berjalan secara maksimal.
Diterangkannya, kegiatan itu merupakan pemeliharaan tahunan yang dilakukan secara rutin. “Rabu malam itu proses pemeliharaan jangka panjangnya. Sudah finishing, dan sudah dicoba. Semua beroperasi bagus,” ungkapnya, Kamis (29/7).
Diterangkannya, pemeliharaan unit di PLTU umumnya dilakukan rutin. Yakni yakni pemeliharaan tahunan atau jangka panjang dan pemeliharaan yang dilakukan setiap 2 bulan sekali.
“Kalau pemeliharaan tahunan itu, umumnya memakan waktu sebulan. Tapi kali ini tidak sampai sebulan, hanya 28 hari saja. Kalau pemeliharaan dua bulan sekali, itu prosesnya hanya 2x24 jam saja,” katanya.
Kedatangannya ke PLTU pada Rabu (28/7) lalu itu, tidak hanya sekadar melihat unit yang sudah selesai dilakukan pemeliharaan. Melainkan juga, memberikan apresiasi dan dorongan semangat kepada semua karyawan yang bekerja siang dan malam, dalam melakukan pemeliharaan rutin tersebut.
“Mereka sampai lembur. Makanya, saya datang langsung, sekaligus memberikan ucapan terima kasih, dan meminta mereka tetap semangat dalam bekerja. Meskipun di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini,” tuturnya.
Memang kata dia, dalam proses pemeliharaan yang dilakukan, sempat terjadi pemadaman. Apalagi unit PLTU di Teluk Bayur juga mengalami gangguan, sehingga terjadi pemadaman bergilir.
Dalam kondisi itu, pihaknya memutuskan pasokan energi ke PT Berau Coal dialihkan keseluruhan ke PLN. Agar pelayanan listrik bagi warga Tanjung Redeb dan sekitarnya tetap berjalan maksimal.
“Alhamdulillah, pemadaman kemarin masih bisa kami atasi. Insyaallah, dengan dilakukannya pemeliharaan rutin ini, semoga pelayanan listrik tidak lagi mengalami gangguan,” ungkapnya.
Pihaknya berkomitmen, akan terus menjaga pasokan listrik sebagai bentuk pelayanan prima kepada masyarakat di Kabupaten Berau. Namun Najemuddin mengakui, jika terjadi sesuatu kendala, seperti kerusakan, tidak bisa serta-merta langsung dilakukan perbaikan. Karena dalam setiap kerusakan yang terjadi pada mesin pembangkit, perlu dilakukan analisa, dan proses perbaikan yang memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.
“Jadi ketika terjadi kerusakan dan pelayanan listrik terganggu, saya berharap masyarakat Berau dapat bersabar. Petugas kami senantiasa terus berupaya menjaga agar unit tetap terjaga dan beroperasi dengan baik,” tutupnya. (mar/sos/udi)
