PULAU DERAWAN - Meski warga Kampung Teluk Semanting sudah merasakan listrik 24 jam, namun belum sepenuhnya bisa menikmati jaringan internet. Terlebih di tengah adanya pemberlajaran secara daring.
Menurut Kepala Urusan (Kaur) Umum, Kampung Teluk Semanting, Rudi Widianto, masih sulitnya jaringan internet tersebut membuat keterbatasan terhadap masyarakat setempat. Terutama saat dibutuhkan untuk keperluan sekolah anak-anak di kampung tersebut. Pasalnya masih berlajar daring.
"Jadi kalau anak-anak sekolah ini mau mulai berlajar online, harus ke spot-spot yang terdapat jaringan dulu. Biasanya ke kantor kepala kampung," ujarnya kepada Berau Post beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, pihaknya sangat berharap jaringan internet bisa menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah (pemda) untuk di kampungnya. Juga pastinya di beberapa kampung yang masih ada blank spot.
"Selain bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat kita, harapannya juga jaringan internet atau blank spot di kampung ini bisa menjadi perhatian pemda juga. Sehingga anak-anak sekolah bisa belajar maksimal," jelasnya.
Mengenai blank spot, Wakil Bupati Berau, Gamalis menegaskan pihaknya terus mengupayakan adanya pemerataan jaringan telekomunikasi. Karena memang masih menjadi impian sebagian besar masyarakat di Kabupaten Berau. Terutama, mereka yang tinggal di wilayah yang jauh dari perkotaan.
Dirinya sangat memahami apa yang dirasakan dan menjadi keinginan masyarakat itu. Saat ini kata dia, pihaknya terus berupaya bagaimana caranya Bumi Batiwakkal bebas dari blank spot.
“Memang saat ini, belum merata. Tapi kami memahami apa yang dirasakan mereka di sana. Kami akan berusaha semampu kami, Berau bebas blank spot,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Keberadaan jaringan telekomunikasi menjadi salah satu faktor kemajuan suatu wilayah. Hal ini kata dia, akan coba dikejar mulai tahun ini hingga tahun-tahun berikutnya. Apalagi diakuinya, pemerataan jaringan telekomunikasi juga menjadi salah satu program prioritas, selama menjabat sebagai wakil bupati Berau. “Beri kami waktu untuk mewujudkannya,” ucapnya.
Pemenuhan jaringan komunikasi merupakan satu kesatuan dengan program pemasangan 1.000 titik wifi di seluruh Kabupaten Berau. "Jika jaringan tidak merata, bagaimana program pemasangan 1000 WiFi bisa berjalan lancar,” katanya.
Program pemasangan wifi gratis tersebut, memang belum dilakukan. Ia menjelaskan karena saat ini baru memasuki tahun penganggaran 2022, dan programnya pun masih dalam perencanaan.
“Masih belum. Ini baru perencanaan di mana saja titiknya, masih di data semua. Masih proses. Termasuk pengadaan laptop, itu juga masih proses,” bebernya.
Namun dirinya berkomitmen, tahun 2022 mendatang sejumlah program-program yang dijanjikan saat kampanye di Pilkada 2020 lalu akan diwujudkan. Meskipun realisasinya dilakukan bertahap. Belum lagi anggaran daerah yang terbatas, serta penanganan pandemi Covid-19 yang menjadi fokus utama pemerintah.
“Tahun 2022 insya Allah harus sudah ada, meskipun bertahap. Makanya itu, kami minta waktu untuk bekerja merealisasikan program-program kami,” tutupnya. (mar/arp)
