Bukan Diminta, tapi Hadiah karena Berprestasi

- Senin, 13 September 2021 | 19:19 WIB
BANTU MASYARAKAT MISKIN: Pembangunan Rumah Sehat Baznas yang ditarget tuntas tahun ini.
BANTU MASYARAKAT MISKIN: Pembangunan Rumah Sehat Baznas yang ditarget tuntas tahun ini.

Pembangunan Rumah Sehat Baznas (RSB) ditarget rampung tahun ini juga. Pembangunan RSB yang dimulai sejak 2019 lalu, masuk dalam klasifikasi klinik utama atau RS tipe E, yang dilengkapi dengan layanan rawat inap dengan kapasitas 32 tempat tidur. Lalu bagaimana sebenarnya awal mula Pemkab Berau bisa membangun RSB?

///////

DI atas lahan seluas 4.920 meter persegi, RSB akan dibangun dua lantai yang memiliki luas bangunan 1.700 meter persegi.

RSB yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada kaum dhuafa, bisa terealisasi berkat kerja sama Pemkab Berau, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Berau, serta dukungan PT Berau Coal.

Mantan Bupati Berau Makmur HAPK yang ditemui di kediamannya baru-baru ini, menceritakan awal mula rencana pembangunan RSB. Bukan di Jalan SA Maulana seperti yang terealisasi saat ini, tapi rencana awal pembangunannya justru berada di dalam halaman Masjid Agung Baitul Hikmah.

Makmur mengaku, ingin menceritakan sejarah bagaimana RSB bisa direalisasikan di Berau, karena ingin meluruskan informasi yang diterimanya dari mantan wakil bupati Berau Ahmad Rifai, yang mendengar adanya informasi mengenai terwujudnya pembangunan RSB tersebut karena Baznas mengabulkan permohonan Pemkab Berau yang ingin membangun rumah sehat bagi warga miskin.

“Jadi sebenarnya Rumah Sehat Baznas itu bukan diminta, tapi memang hak Berau karena berprestasi,” katanya saat berbincang dengan Berau Post.

Hadiah tersebut, ujar Makmur, diberikan pemerintah di zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab ketika dirinya bersama Ahmad Rifai menjadi pimpinan Berau di periode keduanya, Baznas Berau bersama Baznas Sumatra Barat, Mojokerto, dan Sukabumi, ditetapkan menjadi yang terbaik di Indonesia. “Memang bukan kami yang mengelola secara langsung, tapi tetap di bawah koordinasi Pemkab Berau,” ujarnya.

Karena berhasil membina Baznas Berau menjadi yang terbaik di Indonesia, Makmur ditunjuk menjadi narasumber dalam dialog nasional, untuk menjabarkan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang mendukung program dan pengelolaan Baznas di daerah. “Saat itu kita (Baznas Berau) jadi contoh, itulah kita dapatkan hadiah itu. Di akhir masa jabatan saya, Baznas pusat memberikan Rp 5 miliar untuk biaya operasionalnya nanti. Agar tidak memungut (bayaran) bagi masyarakat yang tidak mampu. Sepakatlah saat itu, kita akan mendirikannya di Masjid Agung,” jelas Makmur.

Di tahun 2016, saat dirinya sudah tidak menjabat sebagai bupati Berau, Makmur diundang Pemkab Berau untuk menghadiri penandatanganan nota kesepahaman pembangunan rumah sehat. Dari kesepahaman antara Berau Coal, Baznas dan Pemkab Berau, Berau Coal bersedia menyediakan dana hingga Rp 37 miliar untuk pembangunan rumah sehat, bukan Rp 17 miliar seperti yang saat ini direalisasikan Berau Coal. “Seharusnya tahun 2016 itu langsung ditindaklanjuti,” katanya.

Setelah penandatanganan nota kesepahaman itu, almarhum Muharram yang menjadi bupati Berau selanjutnya, awalnya sepakat segera merealisasikan pembangunan rumah sehat di halaman Masjid Agung. Namun beberapa bulan kemudian, almarhum berubah pikiran. Pembangunan rumah sehat yang sudah di depan mata, akhirnya tertunda hingga beberapa tahun, karena bupati saat itu memindahkan lokasi pembangunannya ke Jalan SA Maulana. “Dipindahkannya ke lahan eks BPU (Balai Pertemuan Umum). Padahal di depannya saat itu, sudah disiapkan untuk Pujasera. Bahkan sudah ada penataan untuk Pujasera pakai uang CSR sebesar Rp 1,3 miliar,” ungkapnya.

“Padahal, CSR itu tercatat sebagai aset daerah, (penghapusan) harus ada berita acaranya. Kenyataannya, apa yang dibangun menggunakan CSR itu dibongkar begitu saja,” sambung dia.

Menurutnya, jika pembangunan rumah sehat di halaman Masjid Agung tidak dipindah saat itu, maka saat ini Rumah Sehat Baznas diyakini sudah beroperasi dan telah memberi manfaat layanan kesehatan kepada ribuan kaum dhuafa yang ada di Bumi Batiwakkal. “Karena saat itu sudah dipikirkan juga manajemennya, SDM (sumber daya manusia) dokternya, hingga alkesnya,” jelas dia.

Untungnya, saat ini progres pembangunan Rumah Sehat Baznas sudah memasuki tahap akhir. Sehingga diharapkannya bisa secepatnya selesai dan beroperasi, untuk memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. (*/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB

Panitia Seleksi Penerimaan Polri Disumpah

Senin, 22 April 2024 | 10:45 WIB

Infrastruktur Prioritas di Sambera Baru

Senin, 22 April 2024 | 08:41 WIB
X