Kartu Tani di Berau, Penyalurannya Baru 30 Persen

- Minggu, 19 September 2021 | 19:53 WIB
KARTU TANI: Salah seorang petani yang menerima kartu tani beberapa waktu lalu.
KARTU TANI: Salah seorang petani yang menerima kartu tani beberapa waktu lalu.

TANJUNG REDEB – Kartu tani diharapkan menjadi solusi pemerataan pupuk subsidi di Kabupaten Berau. Namun, penyalurannya baru sekitar 30 persen hingga saat ini. Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Pupuk, Pestisida dan Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Bambang Sujatmiko.

Dijelaskannya, kartu tani merupakan alat transaksi berupa kartu debit yang dapat digunakan membeli pupuk bersubsidi. Dengan kartu tersebut, ia menerangkan pihaknya dapat memonitor penyaluran pupuk bersubsidi yang anggarannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Secara umum, kartu tani merupakan alat untuk membantu petani dalam menjalankan kegiatannya. Seperti untuk mendapatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyediaan pupuk, hingga pengumpulan hasil panen.

“Untuk saat ini kuota pupuk subsidi di 2021 meningkat, sekiranya lebih dari 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan itu berasal dari usulan di RDKK. Seperti jenis Urea sebesar 2.150 ton, NPK sebesar 3.260 ton. ZA sebesar 120 ton, SP-36 sebesar 106 ton dan organik sebesar 3.364 ton,” jelasnya.

Ia melanjutkan, kuota terbanyak akan disalurkan ke Kecamatan Talisayan dan Teluk Bayur. Di mana beberapa waktu lalu, datang sekitar 2 ribu kartu tani di Talisayan.

Di tengah pandemi ini, Bambang mengungkapkan, penyaluran kartu tani terkendala pembatasan berkumpul. Karena sedang berada dalam masa PPKM. “Kami tidak bisa banyak-banyak kumpulkan orang,” imbuhnya.

“Kartu tani ini dibuat dari pusat. Jadi kartunya dan rekeningnya ada. Tapi saldonya tidak ada. Yang ada kuota pupuk, dalam setahun mereka itu habis berapa kwintal, ada semua datanya di situ,” bebernya.

Lebih lanjut, untuk Kabupaten Berau, ada dua kecamatan yang tidak mendapat Kartu Tani, yakni Maratua dan Bidukbiduk. Hal tersebut dikarenakan sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK). Sehingga totalnya harus 10 ribu. Tapi saat ini baru 3 ribu. 

“Arahan dari pusat, untuk pupuk subsidi ini penebusannya pakai kartu tani,” terangnya.

Perihal penggunaan kartu tani di Berau, Bambang mengungkapkan, belum maksimal. Bahkan, belum bisa terpakai di Bumi Batiwakkal. Dikarenakan ada kendala pada Electronic Data Capture (EDC) pihak bank yang ditunjuk. Sehingga hanya bisa cek harga sesuai harga eceran tertinggi (HET)-nya. Ia mengatakan, pihaknya masih mengupayakan agar EDC tersebut bisa segera tersedia.

“Ya tujuan adanya kartu tani ini, agar penyelewangan pupuk bisa dihindari, dan setiap tahun terdata,” ucap Bambang.

Sementara itu, salah seorang petani yang menerima kartu tani, Laruddin menuturkan, program kartu tani dapat membantu para petani. Sebab memberikan harga yang lebih murah sehingga dapat menekan ongkos produksi.

“Kalau pake kartu tani bisa mendapat harga pupuk lebih murah, biasanya kami beli Rp 130 ribu per kilogram. Tapi nantinya bisa mendapatkan harga Rp 115 ribu per kilogram,” tuturnya. (hmd/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
X