CABOR ISSI KECEWA

- Sabtu, 25 September 2021 | 19:51 WIB
KECEWA: Cabang olahraga (cabor) balap sepeda dicoret dari PON Papua.
KECEWA: Cabang olahraga (cabor) balap sepeda dicoret dari PON Papua.

TANJUNG REDEB – Kecewa. Satu kata yang dirasakan pengurus cabang olahraga (cabor) sepeda Berau. Pasalnya, penetapan akhir PB PON Papua, cabor sepeda dicoret dari pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut.

Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Berau, Suhud mengatakan, cukup kecewa dengan keputusan yang dibuat PB PON Papua tersebut. Pasalnya, pencoretan tersebut diumumkan sudah menjelang pelaksanaan PON.

“Para atlet dan pengurus cabor sepeda  seluruh Indonesia kecewa dengan keputusan itu. Cabor balap sepeda dicoret oleh tuan rumah, padahal seluruh atlet Indonesia sudah menunggu bertanding,” ujarnya.

Diterangkannya, cabor sepeda memang masuk dalam 10 cabor yang pelaksanaannya dipindahkan ke provinsi Jawa Timur. Namun tetap menjadi bagian dari PON Papua. Hanya saja, hal itu kemudian dibatalkan oleh pihak penyelenggara.

"Nah, itu kemudian tidak boleh, dan diprotes oleh Papua. Mereka mengatakan, PON hanya dilaksanakan di Papua saja,” katanya.

Untuk kontingen Kalimantan Timur sudah melakukan persiapan matang, agar mampu bersaing dengan kontingen daerah lain di PON Papua. Selain itu, menjadi peserta di ajang sekelas PON menjadi impian bagi semua atlet.

Di Kontingen Kaltim, kata Suhud, satu-satunya atlet peraih medali emas dan lolos menuju PON Papua merupakan atlet binaan ISSI Berau. Tentu sangat disayangkan, adanya keputusan pencoretan cabor sepeda dari PON Papua.

“Alasan tidak tersedianya venue untuk balap sepeda. Hampir semua cabor ISSI di seluruh Indonesia protes. Tetapi, tuan rumah tetap bersikukuh tidak mempertandingkan cabor balap sepeda di PON Papua,” tuturnya.

Diakui Suhud, PON Papua merupakan kesempatan emas bagi atlet sepeda untuk bisa berlaga di tingkat lebih tinggi. Sebab, cabor sepeda kata dia memiliki batasan kelompok umur. Apalagi, atletnya yang gagal mengikuti PON, sudah dipastikan tidak bisa lagi mengikuti PON di Aceh mendatang.

“Karena usianya sudah lewat. Sementara yang ikut PON di Aceh mendatang maksimal berumur 21 tahun. itu untuk semua nomor tanding balap sepeda yang dimainkan di PON Papua. Jadi sangat disayangkan ini terjadi,” tutupnya. (mar/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 13:50 WIB
X