Tanah Belum Dibayar, Berharap Ahli Waris Buka SMP 1 Bidukbiduk

- Minggu, 10 Oktober 2021 | 19:20 WIB
MASIH DISEGEL: Wabup Gamalis saat meninjau SMP 1 Bidukbiduk belum lama ini. Hingga kini sekolah tersebut masih disegel, padahal besok direncanakan para siswa akan menjalani pembejalaran tatap muka.
MASIH DISEGEL: Wabup Gamalis saat meninjau SMP 1 Bidukbiduk belum lama ini. Hingga kini sekolah tersebut masih disegel, padahal besok direncanakan para siswa akan menjalani pembejalaran tatap muka.

BIDUKBIDUK - Camat Bidukbiduk Abdul Malik masih terus mencari jalan keluar atas penutupan SMP 1 Bidukbiduk oleh ahli waris. Disebutnya, itu merupakan persoalan lama, dirinya pun menargetkan tahun ini permasalahan tersebut bisa selesai, namun diperjalanannya ada beberapa hal yang terjadi di luar dugaan.

"Proses berjalan, administrasi sudah lengkap secara keseluruhan, namun permasalahannya ada disertifikat," katanya beberapa waktu lalu.

Diakuinya, sertifikat yang ada menurut informasi dari dinas pertanahan bahwa ada lahan orang lain yang masuk di dalamnya. Hal ini yang harus dibenahi mulai awal, sehingga proses ini masih belum bisa berlanjut. Di satu sisi, para ahli waris terus mengeluhkan masalah dana, karena ini butuh dana yang lumayan besar untuk menurunkan tim dari Badan Pertanahan.

"Mmudah-mudahan dari pemkab ada solusi yang terbaik buat kita, karena juga dari hasil rapat musyawarah wali murid serta guru guru SMP 1, Insyaallah sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) senin (besok, red), namun kita sudah liat sendiri bahwa itu ditutup," ungkap Abdul Malik.

Abdul Malik menyampaikan, tetap akan melakukan pendekatan persuasif kepada ahli waris agar mereka bersedia untuk membuka sekolahan tersebut. Berdasarkan informasi yang dia terima, pihak ahli waris mengajukan sekitar 150 ribu per meter, adapun tanah yang harus dibebaskan seluas 2,5 hektare.

Namun sebutnya juga, ahli waris juga tidak bersikukuh dengan harga yang disodorkan dan masih menunggu harga yang ditawarkan pemerintah kabupaten. “Pemerintah juga kan tidak berani untuk langsung menentukan harga, ada tim yang akan menaksir harganya lebih dulu sesuai dengan NJOP (nilai jual objek pajak) dan sebagainya,” sebutnya.

Dirinya berharap ahli waris bisa membuka lebih dulu sekolah tersebut agar para murid dan guru bisa melaksanakan pembelajaran kembali dengan tenang, sambil berjalannya proses ganti rugi itu.

“Insyaallah kami juga akan Tanjung Redeb untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan juga bertemu dengan pak asisten 1 untuk mencari solusi terbaiknya," pungkasnya. (*/sam)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X