Promosi Digencarkan, Pelayanan Ditingkatkan

- Sabtu, 16 Oktober 2021 | 20:40 WIB
LINGKUNGAN ASRI: Oetomo Lianto bersama rekannya, berfoto di tengah-tengah jejeran pohon kelapa di Kampung Teluk Sumbang, sebelum berkunjung ke Lamin Guntur.
LINGKUNGAN ASRI: Oetomo Lianto bersama rekannya, berfoto di tengah-tengah jejeran pohon kelapa di Kampung Teluk Sumbang, sebelum berkunjung ke Lamin Guntur.

Kabupaten Berau punya modal besar untuk mengembangkan pariwisatanya. Tinggal mengemas potensi-potensi dari keindahan alam yang dimilikinya. Menonjolkan kearifan lokal dari keberagaman budayanya. Dibarengi dengan promosi gencar untuk menarik wisatawan datang.

///////

KEINDAHAN alam bawah laut Kepulauan Derawan memang sudah dikenal. Bahkan hingga ke mancanegara. Ditambah segerombolan Hiu Paus (Whale Shark) yang setiap pagi mendatangi bagan nelayan di Talisayan, untuk meminta makan. Keunikan danau dua rasa Labuan Cermin di Bidukbiduk, merupakan potensi-potensi wisata yang harus dijaga.

Berau juga masih memiliki hutan belantara yang bisa menjadi objek wisata alternatif selain wisata bahari. Keanekaragaman flora dan fauna di Hutan Lindung Sungai Lesan, gugusan karst di pegunungan Merabu, hingga tumbuhnya Rafflesia Arnoldi di hutan Teluk Sumbang, Bidukbiduk yang baru ditemukan dalam beberapa tahun terakhir.

Potensi besar itu semua, tinggal diberikan sentuhan kreativitas. Baik dari pemerintah, maupun swasta yang ingin berkecimpung di bisnis pariwisata.

Itulah yang membuat Ronald Lolang, salah satu pengusaha sukses Kaltim, tetap bersemangat mengembangkan pariwisata, khususnya di Kampung Teluk Sumbang, walau usianya sudah tak lagi muda.

“Karena bicara pariwisata, selama ini fokusnya lebih ke wisata bahari. Padahal hutan kita di sini kaya. Di sini (Teluk Sumbang) ada Rafflesia Arnoldi. Itu masih kurang terekspos,” ujar Ronald saat berbincang dengan owner Maluang Raya Group, Oetomo Lianto, di Lamin Guntur, beberapa waktu lalu.

Menurut Ronald, Rafflesia Arnoldi selama ini diketahui hanya tumbuh di Bengkulu dan Taman Raya Bogor. “Masih kurang terekspos yang di Berau ini,” ujarnya.

Dia pun memberi saran ke pemerintah agar tidak sekadar fokus mengembangkan wisata bahari saja. Sebab Berau juga punya keberagaman budaya yang juga bisa dikemas menjadi event pariwisata.

Dia pun menyarankan, pemerintah mulai menginventarisasi potensi-potensi wisata dan budaya yang ada di setiap kecamatan. Potensi-potensi itu lantas dipadukan menjadi paket pariwisata komplet dari hulu ke hilir Bumi Batiwakkal. Setelah semua terinventarisasi, langkah lainnya adalah menggencarkan promosi. “Karena promosi itu juga jadi kunci, tapi masih kurang maksimal saya melihatnya selama ini,” ungkapnya.

Ronald yang punya jaringan luas, kembali menceritakan pengalamannya ketika berbincang dengan Bupati Banyuwangi, Azwar Anas.

Diakuinya, dunia pariwisata Banyuwangi saat ini, sudah maju sangat pesat. Banyuwangi yang bertetangga dengan Pulau Bali, memang sedikit banyak memanfaatkan ketenaran Pulau Dewata untuk menarik wisatawan datang. Khususnya dari mancanegara.

“Banyuwangi sekarang berhasil menjadi yang kedua wisata baharinya. Kalah tempat lain,” terangnya.

Menurut Ronald, pesatnya perkembangan pariwisata Banyuwangi, tak lepas dari gencarnya promosi yang dilakukan pemerintah daerahnya. Sebelum pandemi Covid-19, Pemkab Banyuwangi rutin menggelar 10 festival dalam setahun.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB
X