Minimalisasi Anak Putus Sekolah

- Minggu, 17 Oktober 2021 | 19:32 WIB
JENJANG LANJUTAN: Pelajar SMP di Tanjung Redeb sudah mulai melaksanakan PTM terbatas, sejak awal pekan tadi. Tapi di kampung-kampung pedalaman, banyak anak-anak yang putus sekolah, disebabkan karena tidak adanya fasilitas pendidikan jenjang SMP.
JENJANG LANJUTAN: Pelajar SMP di Tanjung Redeb sudah mulai melaksanakan PTM terbatas, sejak awal pekan tadi. Tapi di kampung-kampung pedalaman, banyak anak-anak yang putus sekolah, disebabkan karena tidak adanya fasilitas pendidikan jenjang SMP.

TANJUNG REDEB – Kepala Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan (Disdik) Berau Adang Salik, mengakui pihaknya masih menemukan banyak anak yang putus sekolah. Khususnya anak-anak yang tinggal di perkampungan jauh.

Penyebabnya, ujar dia, karena belum adanya fasilitas sekolah jenjang lanjutan. Diakuinya, masih ada beberapa kampung yang wilayahnya cukup jauh yang tidak memiliki SMP, sehingga ketika anak-anak kampung tersebut lulus tingkat SD, memilih untuk tidak melanjutkan sekolah. Sebab jika ingin melanjutkan sekolah, anak-anak kampung tersebut harus memilih bersekolah di kampung di ibu kota kecamatan, atau memilih pisah dengan orangtua untuk sekolah di Tanjung Redeb.

“Perkampungan di Berau ini kan lumayan jauh-jauh, jadi agak susah untuk dari kampung lain melanjutkan ke jenjang SMP. Kalau yang mampu, biasanya bisa tetap bisa melanjutkan sekolah meninggalkan kampungnya,” ujarnya belum lama ini.

Untuk meminimalisasi angka anak putus sekolah tersebut, pihaknya tengah memokuskan untuk menyediakan fasilitas sekolah di kampung-kampung jauh tersebut. Yakni dengan membangun sekolah filial atau kelas jauh, yang bergabung dengan SMP terdekat.

Nantinya, sekolah filial ini tenaga pendidiknya disediakan SMP induk, namun fasilitas ruang belajar bisa meminjam salah satu gedung SD di kampung setempat.

Opsi kedua, yakni membangun sekolah satu atap. Sekolah ini secara umum merupakan SMP mandiri, namun memanfaatkan gedung SD sebagai lokasi belajarnya. Bukan hanya ruang belajarnya yang berbagi dengan SD. Tetapi, kepala sekolah serta gurunya akan diisi oleh guru SD tersebut. “Jadi anak-anak yang lulusan dari sekolah itu tidak ke mana-mana lagi dan tinggal melanjutkan di gedung sekolah yang sama,” tuturnya.

Saat ini sudah ada beberapa sekolah satu atap yang telah berdiri. Seperti di Kampung Teluk Sumbang, Balikukup, Kampung Tasuk, dan juga di Biatan.

Pihaknya juga terus mendata kampung yang hingga kini belum memilik SMP, sehingga pihaknya dapat membuka fasilitas pendidikan lanjutan tingkat SMP satu atap atau filial. “Ke depan akan diupayakan untuk dipenuhi SMP filial atau satu atap, agar bisa mengakomodir anak-anak untuk menempuh pendidikan lanjutan,” tuturnya. (aky/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB
X